Penampilan Teater Panji Ratu Kalinyamat Meriahkan Puncak Acara Apresiasi Seni dan Budaya

Penampilan pentas teater Panji Ratu Kalinyamat pada acara Bluewave Evolution SMA Negeri 1 Mertoyudan. Sabtu (25/02/2025). Foto: Muhammad Rizki Adhi/wartamagelang.com
MAGELANG (wartamagelang.com) – Sma Negeri 1 Mertoyudan menggelar acara Bluewave Evolution sebagai peringatan hari ulang tahun ke-51. Acara ini digelar selama tiga hari, dengan puncak acara pada, Sabtu (25/01/2025).
Pada puncak acara dimeriahkan dengan penampilan Teater Panji Ratu Kalinyamat yang dikombinasi dengan penampilan-penampilan ekstrakulikuler Sma Negeri 1 Mertoyudan. Acara berlangsung begitu spektakuler dan megah sekali, dengan desain panggung dan properti, dengan nuansa kerajaan.
Ibu Lia selaku ketua panitia mengatakan ini merupakan kegiatan untuk mengapresiasi seni dan budaya, itu sebabnya kegiatan ini diberi nama pekan apresiasi seni dan budaya.
“Bluewave evolution sendiri merupakan suatu tema yang diambil untuk kegiatan dua hari, kegiatan di sekolah, yang mempunyai arti evolusi gelombang biru, itu karena sekolah Sma Negeri 1 Mertoyudan identitasnya berwarna biru,” ujarnya
“Harapannya dari tema itu bisa menjadi semangat untuk sekolah Sma Negeri 1 Mertoyudan, untun terus mengapresiasi seni dan budaya,” tambahnya
Ibu Lia mengatakan untuk tema puncaknya sendiri, Jaladri Aksa Abinaya, dengan mempunyai makna, kata Jaladri mempunyai arti laut, Aksa mempunyai makna pros, Abinaya mempunyai arti semangat baru, jadi tidak jauh beda dengan arti tema sebelumnya.
“Lautan yang identik dengan warna biru, itu yang menjadi identitas Sma Negeri 1 Mertoyudan, yang harapannya pada kegiatan ini itu menjadi poros, semangat, untuk generasi muda atau anak-anak muda, untuk terus melestarikan seni dan budaya, baik di Magelang pada khususnya, Jawa Tengah pada umumnya,” katanya.
Ibu Lia juga menjelaskan, kita memilih Ratu Kalinyamat sebagai tokoh dalam teater, ini dikarenakan Ratu Kalinyamat itu adalah poros semangat lautan pada zaman penjajah Portugis.
“Dia adalah seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya, akan tetapi mempunyai semangat untuk membantu Malaka dalam melawan Portugis, walaupum seorang perempuan, tetapi bisa mengirimkan ribuan armada untuk melawan penjajah,” tegasnya.
“Maka dari semangat perjuangan, kita lalu mengambil teater dengan judul “Panji Ratu Kalinyamat,” pungkasnya. (riz/wq)
Penulis : Rizki Adhi
Editor : Freddy Sudiono