Pegiat Seni ini Mengadu kepada Pahlawan

Satriyo Kuncoro “Mengadu kepada Pahlawan” di gelaran perfomance art di Monumen Tidar Jl. Tidar Kota Magelang, Selasa (17/08/2021).

Pandemi covid-19 yang berlangsung hampir 2 tahun ini, membuat kegiatan seni budaya jauh berkurang. Hal ini dirasakan oleh pegiat seni Satriyo Kuncoro dari Cumplung Art Kampung Sekaran Desa Banyurojo Kec. Mertoyudan, Magelang.

Bersama 2 kawannya, Brigita Julia dan Muhammad Burhan sebagai pengiring musik, menggelar perfomance art bertajuk ‘Mengadu kepada Pahlawan’ di Monumen Tidar Jl. Tidar Kota Magelang, Selasa (17/08/2021).

Dampak pandemi covid-19 ia rasakan betul. Diantaranya banyaknya agenda pentas yang harus dibatalkan. Bahkan ia pun harus gigit jari saat rencana pentas di Bali juga dibatalkan. Padahal pentas tersebut sangat ditunggu-tunggu oleh dirinya dan kawan-kawan.

“Hingga kini saya baru 3 kali pentas,” tuturnya.

Tak ingin larut dalam kekecewaan, Satriyo berupaya untuk tetap eksis dan menjaga semangat dengan menggelar acara kecil-kecilan.

Satriyo yang juga berprofesi menjadi guru seni di SMA Bentara Wacana Muntilan ini, tepat di perayaan peringatan 76 tahun Indonesia Merdeka, menggelar perfomance art di monumen yang berada tepat di pinggir Jalan Tidar ini.

Di puncak monumen, berdiri 5 patung para pejuang yang gugur ditembak oleh Jepang pada 25 September 1945 seusai mengibarkan bendera merah putih di puncak Gunung Tidar. Tampak sebuah patung membawa bendera merah putih.

Di halaman monumen itulah Satriyo dan Brigita melakukan perfomance dengan pakaian bernuansa merah. Tepat di tengahnya terhampar selembar kain putih.

Geliat tubuh 2 pegiat seni ini menggambarkan kegelisahan dan keresahan pelaku seni menghadapi pandemi. Suara seruling yang mendayu mengiringi gerakan mereka.

“Saya ingin mengadu kepada para pahlawan agar pandemi covid-19 ini segera berakhir,” kata Satriyo.

Satriyo juga menambahkan bahwa dengan tampil di monumen perjuangan ini, ia dapat mewarisi semangat pantang menyerah menghadapi kondisi yang tidak menentu.

“Jika dulu musuhnya dapat diketahui (penjajah), tapi sekarang musuhnya tak terlihat yakni virus covid-19,” ungkapnya.

Satriyo berharap pandemi segera berakhir dan ia bersama pegiat seni bisa kembali melakukan aktivitas seni budaya seperti semula.

Ia pun berharap, slogan 76 tahun Indonesia Merdeka yaitu “Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh” menjadi motivasi agar ia dan pegiat seni lainnya tetap eksis bertahan, tetap tumbuh dan tangguh menghadapi situasi sekarang ini.

(bgs)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)