Museum Nasional Indonesia Sambut Kepulangan Koleksi Dengan Menggelar Pameran Repatriasi

 

Proses Peninjauan Koleksi Hasil

Proses Peninjauan Koleksi Hasil Repatriasi Arca Nandi oleh Bapak Hilmar Farid Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek bersama Mr. Adriaan Palm Deputy Head of Mission Embassy of the Kingdom of the Netherlands in Indonesia, Foto: Tim Komunikasi IHA dan MNI

Jakarta (wartamagelang.com) – Museum Nasional Indonesia (MNI) menjadi tempat bersejarah kedatangan 288 benda cagar budaya asal Indonesia yang telah dipulangkan dari Belanda. Repatriasi ini merupakan bagian dari kerja sama kebudayaan Indonesia dan Belanda yang diinisiasi melalui Nota Kesepahaman (MoU) pada tahun 2017, dengan tujuan tidak hanya memulangkan artefak-artefak penting, tetapi juga memperdalam pemahaman mengenai sejarah peradaban Nusantara.

Sejalan dengan semangat Indonesian Heritage Agency (IHA) untuk mereimajinasi warisan budaya, kepulangan koleksi hasil repatriasi akan menjadi bagian dari salah satu program utama MNI Buka Kembali, Pameran Repatriasi. Pameran ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk melihat langsung artefak-artefak bersejarah yang telah kembali ke tanah air tetapi juga menjadi ajang pembelajaran dan apresiasi terhadap perjuangan dan kerja keras Indonesia dalam memulihkan warisan budaya.

Ahmad Mahendra, Plt Kepala Indonesian Heritage Agency, menjelaskan, “Beberapa koleksi yang tiba hari Jumat (27/9/2024) akan melengkapi sajian Pameran Repatriasi yang akan hadir pada saat MNI Buka Kembali. Tata pamer Pameran Repatriasi akan berganti secara berkala dengan durasi pameran selama tiga bulan sekali. Hal ini dilakukan agar publik juga dapat mengetahui lebih dalam, narasi masing-masing koleksi yang telah pulang.”

Melalui pilar utama IHA, reimagining, MNI berupaya untuk mengoptimalkan fungsi museum tidak hanya menjadi ruang publik yang menarik dari transformasi fisiknya, namun juga memanfaatkan dan menyajikan koleksi di ruang pamer sebagai produk pengetahuan yang memiliki nilai warisan budaya Indonesia yang tinggi, yang mampu merepresentasikan identitas dan kebanggaan bangsa.

Ni Luh Putu Chandra Dewi, Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia menjelaskan, “Kepulangan benda-benda cagar budaya ini dan penyajiannya pada Pameran Repatriasi dan tata pamer MNI nantinya akan memberikan kesempatan bagi publik untuk mempelajari sejarah dan nilai-nilai penting dari warisan budaya sebagai bagian dari penguatan karakter bangsa untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Beberapa koleksi Repatriasi 2024 yang akan turut dipamerkan pada Pameran Repatriasi pertama antara lain adalah Arca Bhairawa dan Nandi Candi Singosari dari abad ke-13 Masehi.”

Penandatanganan kesepakatan repatriasi koleksi dilaksanakan pada 20 September 2024 di Wereldmuseum, Amsterdam, oleh Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, serta Eppo Bruins, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda. Pengembalian benda-benda bersejarah ini meliputi arca Ganesha, arca Brahma, dua arca Candi Singosari, yakni arca Bhairawa dan Nandi serta 284 benda dari koleksi Perang Puputan Badung dan Puputan Tabanan. Koleksi arca Candi Singosari yang dipulangkan kali ini melengkapi repatriasi tahun 2023 yang mencakup arca Ganesha, Mahakala, Durga Mahisasuramardini, dan Nandishwara.

Pengiriman koleksi benda cagar budaya dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama terdiri dari 84 koleksi, termasuk 4 arca dan 80 benda koleksi lainnya. Sementara itu, pengiriman tahap kedua sedang dalam proses penjadwalan. Keseluruhan koleksi dikirim menggunakan penerbangan kargo dari Luxemburg dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada hari Jumat lalu (27/9/2024).

Sebagai ajakan kepada publik, Pameran Repatriasi akan menjadi salah satu sajian utama pada saat MNI Buka Kembali pada 15 Oktober 2024 dan berlangsung hingga 31 Desember 2024. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi akun Instagram resmi @museumnasionalindonesia atau situs web resmi Museum Nasional Indonesia.

Sebagai tambahan, Indonesian Heritage Agency (IHA) merupakan badan layanan umum di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan 18  museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia. Terbentuk pada tahun 2022 dan diresmikan menjadi badan layanan umum pada 1 September 2023, IHA mempunyai visi menjadi institusi yang bersifat kolaboratif dan mendorong daya cipta, perubahan sosial, serta pembangunan masyarakat yang berbudaya.

IHA mengedepankan peningkatan pelayanan yang berbasis perlindungan sebagai prioritas utama. Dengan merangkul kreativitas dan mengusung semangat kolaborasi yang inklusif. IHA secara kolektif berkontribusi untuk membuka wawasan apresiasi mendalam terhadap warisan budaya Indonesia yang beragam.

Sedang Museum Nasional Indonesia sendiri merupakan institusi penting dalam pelestarian dan edukasi kebudayaan Nusantara. Awal mula sebagai lembaga penelitian dan pengetahuan alam, sejarah, dan sosial budaya oleh yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW) pada 24 April 1778. Museum Nasional kini telah berkembang menjadi museum terbesar di Indonesia. Memiliki empat gedung utama sebagai perlindungan dan pemanfaatan koleksi yang mencapai lebih dari 196.000 benda budaya, Museum Nasional Indonesia menyajikan representasi dari keberagaman budaya Indonesia mulai dari masa prasejarah hingga masa kini. Beragamnya jenis koleksi menjadikan Museum Nasional Indonesial sebagai destinasi utama masyarakat hingga sebagai pusat kajian budaya Nusantara bagi peneliti yang ingin lebih memahami Indonesia.

Revitalisasi Museum Nasional Indonesia setelah musibah kebakaran menegaskan komitmen museum untuk memperkuat identitas “Kita Indonesia” melalui narasi yang menunjukan perjalanan museum dari masa ke masa. Dengan memelihara bangunan cagar budaya dan mengintegrasikan koleksi dalam tata pamer yang relevan, Museum Nasional Indonesia memperkuat akar identitas bangsa Indonesia. Program edukasi yang selaras dengan perkembangan zaman, termasuk Ruang Pamer ImersifA yang menggabungkan teknologi audio-visual, serta Lomba Cerdas Cermat Museum (LCCM) tingkat nasional, menunjukan inovasi Museum Nasional Indonesia dalam menyajikan informasi koleksi. Program kolaborasi internasional dan publikasi berbagai platform menunjukkan upaya Museum Nasional Indonesia dalam mengedukasi masyarakat secara luas, menjadikan museum tidak hanya sebagai pusat kajian budaya tetapi juga sebagai destinasi yang menarik bagi wisatawan domestik hingga mancanegara. (wq)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)