Menelusuri Jejak Oei Hong Kian, Dokter Gigi Presiden Sukarno Dari Magelang

Rumah yang dulu pernah ditunggali Drg. Oei Hong Kian di Jl. Tidar Kota Magelang tahun 1985 (foto: koleksi Bagus Priyana)


Sebuah rumah di Jl. Tidar no. 28 Kota Magelang terlihat unik, menarik dan berbeda dari rumah di sekitarnya. Rumah berloteng itu persis berada di timur RSU TIDAR.

Gaya bangunannya pun juga begitu khas. Banyaknya jendela dengan ornamen grafir dan penggunaan kayu jati berkualitas tinggi dalam daun pintu dan jendela. Bahkan lantai dan tembok rendah di depan pintu terbuat dari marmer berkualitas tinggi.

Rumah tersebut adalah milik Subagyo (69), lelaki Tionghoa yang memiliki nama asli Lie Siauw Tjien. Subagyo bercerita jika rumah ini dulu milik keluarga Oei Kok Poo (OKP). OKP ini adalah ayah dari Oei Hong Kian (dokter gigi Presiden Soekarno).

Rumah ini dibangun pada tahun 1929 dan selesai 5 tahun kemudian. Lamanya proses pembangunan dikarenakan OKP sangat ‘setiti’ dan teliti, baik dalam penggunaan material dan proses pengerjaan. Yang menarik pada jendela rumah terdapat ornamen grafir bertuliskan ‘Oei Kok Poo’.

Subagyo alias Lie Siauw Tjien (kanan) bersama penulis pada 2019 lalu.

Mengutip dari buku berjudul ’’Oei Hong Kian, Dokter Gigi Soekarno, Peranakan Yang Hidup dalam Tiga Kebudayaan” yang diterbitkan Intisari (Maret 2001), bahwa suatu pagi di awal tahun 1967, rumah Oei Hong Kian (OHK) di Magelang dikunjungi dr Tan, dokter pribadi Presiden Soekarno. Katanya, Bung Karno sakit gigi. Dan OHK diajak ke Istana Negara untuk memeriksanya.

Bersama dokter Tan, OHK pun berangkat ke Jakarta untuk mengobati gigi presiden pertama Indonesia, dengan menggunakan peralatan miliknya sendiri. Karena peralatan yang ada di kediaman Soekarno, dianggap sudah kuno.

Untuk itu peralatannya dibawa menggunakan truk dari Magelang ke Istana Negara. Rumah kediaman Oei Hong Kian yang juga sempat dikunjungi Soekarno itu berada di Jalan Tidar, tepatnya di sebelah timur RSU Tidar Magelang.

Bangunan tua di sebelah selatan Apotik Pendawa itu, kini masih terawat dengan baik. Ada perawat khusus yang menjaga rumah tersebut. Sampai sekarang bangunan rumahnya masih berdiri.

Buku karya Oei Hong Kian yang diterbitkan oleh Intisari.

OHK lahir 23 Februari 1921 dan merupakan dokter gigi lulusan Hollands Chinese School (HCS) di Magelang, kemudian melanjutkan study ke Hogere Burger School (HBS) di Semarang. Setelah lulus, OHK melanjutkan sekolah dokter gigi di Utrecht, Belanda. Dan lulus 17 Desember 1947.

Dua tahun kemudian, setelah keadaan politik Indonesia membaik, dia kembali ke Indonesia. Pada 5 Januari 1949 OHK sudah menerima surat dari Kementerian Kawasan Seberang Laut untuk dikirim ke Indonesia. Namun sebelumnya dia ingin berpraktik dulu di Belanda.

OHK langsung membuka praktik di Magelang. Di luar dugaan, banyak tokoh Indonesia yang sempat menjadi pasiennya. Di antaranya Sutan Sjahrir, Rasuna Said,Soekardjo Wirjopranoto, S Parman, Mochtar Lubis.

OHK juga aktif dalam organisasi Persatuan Dokter Gigi Indonesia. Dia menjadi Tim Nasional bersama Abdulkadir, Soeria Soemantri, Soelarko, Jetty dan Rizali Noor, Slamet Sudomo. Dari pasiennya OHK sering menerima bunga dan kue pada hari raya. Misalnya dari Priyono, Adam Malik, Herawati Diah, Djatikusumo.

Setelah Sidang Istimewa MPRS Maret 1967, Bung Karno keluar dari istana. OHK tidak mengira bisa bertemu lagi dengan presiden yang konon sangat karismatik itu.

Setelah itu dia didatangi dokter pribadi Bung Karno. Katanya, Bung Karno ingin dirawat lagi dan akan datang ke tempat praktik di rumah. Ternyata benar datang, Bung Karno naik Mercedes 600 dengan kawalan ketat.

Pada 30 Maret 1967 OHK berangkat ke Belanda dan tinggal di sana sampai akhir hayatnya pada 26 Februari 2015 di Amstelveen Belanda Utara dan dimakamkan di Ouithooru, Belanda Utara dalam usia 94 tahun.
(bgs)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)