Ganjar Tinjau RS Paru dr Ario Wirawan dan B2P2VRP Salatiga.

Foto : Slam (Humas Jateng)

Ganjar menyerahkan Ventilator Untuk Kesiapan Penanganan Covid-19 di Salatiga. Rabu (9/6/2021). Foto : Slam (Humas Jateng)

Salatiga (wartamagelang.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus melakukan pemantauan penanganan Covid-19 di Jawa Tengah. Jika Selasa (8/6/2021) lalu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecek kesiapan di Kabupaten Semarang, Rabu (9/6/2021) ia melakukan pengecekan fasilitas kesehatan di Kota Salatiga.

Dua tempat yang dikunjungi Ganjar adalah Rumah Sakit Paru dr Ario Wirawan dan Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga.

Di RS Paru dr Ario Wirawan, Ganjar meninjau tempat isolasi yang disediakan dan mengecek kondisi rumah sakit serta langkah-langkah antisipasi yang akan dilakukan jika terjadi peningkatan kasus.

“Intinya kami sudah siap sejak awal. Saat ini kami memiliki 60 tempat tidur isolasi dan 7 ICU untuk Covid-19. Dalam satu atau dua hari, kami akan tambah lagi 27 tempat tidur isolasi dan tiga ICU,” kata Direktur RS Paru Ario Wirawan, Farida Widayati.

Kepada Ganjar, Farida mengatakan jika 70 persen layanan di rumah sakit itu nantinya akan digunakan untuk penanganan Covid-19. Sementara 30 persen sisanya untuk pelayanan umum.

“Sementara untuk pasien Covid-19 yang kami rawat, 30 persen berasal dari Salatiga dan sisanya dari berbagai daerah seperti Kudus, Demak, Jepara, Grobogan dan sekitarnya,” ucap Farida.

Ganjar merasa puas dengan persiapan penanganan Covid-19 di rumah sakit tersebut yang telah tertata  baik dan memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat.

“Ini bagus, karena lanskapnya yang luas, jadi ruangan pasien Covid-19 bisa (ditempatkan) di gedung sendiri dan terpisah. Tempatnya dijaga ketat, ndak ada orang berseliweran. Dan yang paling penting, tidak ada yang ditunggui keluarga, semua dihandle oleh perawat dan dokter,” kata Ganjar.

Ganjar juga senang dengan keputusan penambahan tempat tidur, baik di ruang ICU maupun isolasi.

“Cara ini adalah cara yang bagus, yakni meningkatkan kapasitas. Kalau ada yang kesulitan, langsung kontak kami di Pemprov, pasti akan kami bantu. Seperti ini tadi, butuh ventilator untuk ICU, hari ini saya bantu dua. Jadi biar cepat,” tegasnya.

Ganjar berharap semua rumah sakit di Jawa Tengah dapat melakukan hal yang sama. Persiapan-persiapan untuk mengantisipasi lonjakan seperti penambahan tempat tidur harus dilakukan.

“Mudah-mudahan cepat selesai, tapi antisipasi perlu dilakukan agar siap,” tambah Ganjar dalam rilis Humas Provinsi Jawa Tengah yang diterima oleh wartamagelang.com.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga mendorong Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga menjadi pusat tes genome sequencing di Jawa Tengah. Sebab selama ini, pengetesan untuk mengetahui jenis varian baru Covid-19 itu masih mengandalkan Jakarta dan Jogja.

Ganjar menegaskan, secara infrastruktur dan sumber daya manusia, tempat itu siap digunakan sebagai pusat tes genome sequencing.

“Saya kira penting tempat ini dijadikan pusat genome sequencing. Maka nanti saya akan koordinasi dengan Pak Menkes untuk membantu peralatan baru di tempat ini,” kata Ganjar.

Sebenarnya Balai Litbang Vektor Salatiga sudah memiliki alat sejenis untuk tes genome sequencing tetapi masih generasi lama.

“Makanya kami harap bisa diselesaikan di sini, sehingga nggak harus dikirim ke Jakarta atau ke UGM (Jogja). Tenaganya di tempat ini profesional, tempatnya bagus dan infrastrukturnya sangat mendukung,” jelas Ganjar.

Ganjar melanjutkan , B2P2VRP Salatiga merupakan salah satu tempat tes PCR terbesar di Jawa Tengah. Dalam sehari, tempat itu bisa menyelesaikan 600 hingga 700 sampel PCR.

“Bahkan pada waktu-waktu tertentu, bisa mencapai 900  (sampel tes PCR). Jadi tenaga dan infrastrukturnya disini lengkap kalau ditambah dengan alat tes genome sequencing,” ucapnya.

Keberadaan pusat pengecekan varian baru Covid-19 di Jawa Tengah itu lanjut Ganjar, sangat mendesak. Pasalnya, dengan melonjaknya kasus Covid-19, maka perlu diketahui apakah ada varian baru.

“Ini perlu kita ketahui, apalagi tadi di RS Paru Ario Wirawan saya mendapat laporan, ada usia 24 tahun, positif Covid-19 tanpa komorbid dan meninggal dunia. Ini kan perlu diketahui ada apa, ini jenis penyakit apa, se-bahaya apa. Ini yang coba kita petakan. Mudah-mudahan ini terealisasi, sehingga treatmen kita nanti tidak keliru,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala B2P2VRP Joko Waluyo mendukung usulan Ganjar tersebut. Menurutnya, pihaknya siap dijadikan pusat pengetesan varian baru Covid-19 di Jawa Tengah. Dan dengan kehadiran alat tes generasi baru,  B2P2VRP akan semakin siap dan percaya diri menjalankan tugas ini.

“Kami siap, semuanya siap. Hanya memang kurang alatnya. Sebenarnya kami punya, tapi perlu dilengkapi dengan whole genome squencing. Alat kita sekarang ini masih parsial, jadi perlu nyambung-nyambung dan pengetesan memakan waktu lama,” pungkasnya. (wq)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)