Ganjar Minta Masyarakat Tidak Panik dan Lapor Jika Ada Kesulitan Soal PPKM Mikro Darurat
PURWOREJO (wartamagelang.com) – Pemerintah Pusat resmi memberlakukan pelaksanaan PPKM Mikro Darurat pada 3-20 Juli 2021. Sebanyak 48 Kabupaten/Kota dengan asesmen (kajian) situasi pandemi level 4 dan 74 Kabupaten/Kota dengan asesmen situasi pandemi level 3 di Jawa-Bali menjadi target penerapan kebijakan itu.
Untuk Provinsi Jawa Tengah, pada semua daerah ditetapkan pemberlakuan PPKM Mikro Darurat. Rinciannya, 13 Kabupaten/Kota masuk asesmen pandemi level 4 dan sisanya masuk asesmen pandemi level 3. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan kesiapannya mendukung kebijakan tersebut.
“Petunjuk pelaksanaannya hari ini sudah dikeluarkan. Instruksi Mendagri juga sudah disiapkan, mungkin sore ini atau besok sudah keluar. Seluruh Kepala Daerah diminta menyiapkan termasuk sosialisasi ke masyarakat. Levelling nya sudah disiapkan dan tindakan tegas dilakukan. Semua mesti kompak, Insyaallah Jateng semuanya siap,” kata Ganjar saat meninjau Jogo Tonggo di Desa Wirun Purworejo, Kamis (1/7/2021).
Atas kebijakan itu seluruh Bupati/Wali Kota di Jawa Tengah diminta melakukan beragam langkah untuk memastikan masyarakat tetap tertib dan tenang selama masa pemberlakuan PPKM Mikro Darurat.
“Bupati/Wali Kota harus mencari jalan keluar, sehingga tidak terjadi kepanikan di tengah masyarakat. Tidak boleh ada satupun yang menawar, semuanya harus melaksanakan dengan baik. Kalau 14 hari bisa dilakukan, maka ini bisa menekan,” tegasnya dalam rilis Humas Provinsi Jawa Tengah yang diterima oleh wartamagelang.com.
Ganjar juga meminta masyarakat tidak panik dengan adanya penerapan PPKM Mikro Darurat ini.
“Jangan panik, kita hanya butuh mengetatkan saja. Tindakan-tindakan ini karena situasinya sedang tidak baik-baik saja. Memang butuh tindakan yang lebih ketat dan serius,” jelasnya.
Jika ada masyarakat yang merasa kesulitan selama PPKM Mikro darurat dilaksanakan, Ganjar meminta mereka untuk melapor.
“Kalau ada masyarakat kesulitan, saya minta kawan-kawan Kabupaten/Kota membantu. Ada call center yang bisa dihubungi. TNI/Polri digerakkan, Babinsa/Bhabinkamtibmas, Camat, Kades semuanya bekerja. Saya minta Jogo Tonggo hidup, sehingga bisa membantu,” ucapnya.
Dari pengalaman yang sudah terjadi, Ganjar melihat praktik Jogo Tonggo di masyarakat berjalan baik. Beberapa tempat yang dikunjungi semua sudah saling tolong menolong antar sesama warga.
“Masyarakat tenang saja, tidak apa-apa. Kalau ada yang kesulitan, lapor saja. Saya rasa dalam konteks karantina wilayah atau lockdown ini, semua bisa digerakkan secara kolaboratif. Pemerintah turun tangan, Jogo Tonggo sebagai kekuatan civil society bisa dioptimalkan,” ucapnya.
Ganjar berharap seluruh masyarakat Jawa Tengah mendukung program PPKM Mikro Darurat ini. Ia membandingkan, jika di New Zealand ada gerakan Tim 5 juta, maka di Jawa Tengah ada Tim 35 Juta yang menjadi wujud partisipasi seluruh masyarakat untuk mensukseskan kebijakan ini.
“Jadi tidak perlu Bupati, Satpol PP bengok-bengok di lapangan. Kita butuh dukungan masyarakat, ayo kita bereskan ini dengan tertib protokol kesehatan. Sabar, memang tidak enak. Tapi kalau ini dilakukan, maka akan membereskan dengan cepat,” pungkasnya. (wq)