Bupati Magelang Mendukung Pembinaan Kampung Pancasila Di Dusun Merapi Sari Ngablak

Bupati Magelang menghadiri kegiatan pembinaan Kampung Pancasila di Dusun Merapi Sari, Desa Ngablak, Rabu (16/4/2025). Foto: Humas Prokompim Kabupaten Magelang
Magelang (wartamagelang.com) – Bupati Magelang Grengseng Pamuji di dampingi Dandim 0705/Magelang Letkol Inf Jarot Susanto dan jajaran Forkopincam Ngablak menghadiri kegiatan pembinaan Kampung Pancasila sekaligus memperingati HUT ke 71 Dusun Merapi Sari, Desa Ngablak, Kecamatan Ngablak, Magelang, Rabu (16/4/2025).
Kegiatan tersebut di awali dengan Merti dusun dimana masyarakat membawa gunungan hasil bumi serta diiringi pentas tari Soreng dari Desa Ngablak sebagai ungkapan raya syukur masyarakat atas hasil bumi serta memperingati HUT ke 71 Dusun Merapi Sari.
Dalam sambutannya, Bupati Magelang Grengseng Pamuji menyampaikan, Kampung Pancasila adalah wujud nyata dari semangat kebersamaan, toleransi, dan gotong royong yang menjadi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Kehadiran Kampung Pancasila di Kabupaten Magelang merupakan langkah strategis dalam memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat, sekaligus menjadi teladan bagi daerah lain dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Saya mengapresiasi Kodim 0705/Magelang atas inisiatif dan dedikasinya dalam membina Kampung Pancasila,” ucap Grengseng.
Menurutnya, pembinaan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat pemahaman masyarakat terhadap Pancasila, tetapi juga untuk membangun karakter bangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur tersebut.
Grengseng mengatakan, sebagai warga Kabupaten Magelang, sudah selayaknya memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga harmoni di tengah keberagaman. Kampung Pancasila ini adalah simbol dari keberagaman yang indah, di mana masyarakat dari berbagai latar belakang dapat hidup berdampingan dengan penuh rasa hormat dan saling menghargai.
“Saya berharap kegiatan ini dapat semakin memperkuat semangat kebersamaan dan memperkokoh persatuan di tengah masyarakat,” katanya.
Momentum ini juga menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat untuk terus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan semangat gotong royong, toleransi, dan keadilan masyarakat dapat menghadapi berbagai tantangan yang ada, sekaligus mewujudkan Kabupaten Magelang yang lebih maju dan sejahtera.
“Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Kodim 0705/Magelang, para tokoh masyarakat, dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pembinaan Kampung Pancasila ini. Semoga kegiatan ini membawa manfaat besar bagi masyarakat dan menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus menjaga nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.
Sementara, sesepuh Dusun Merapi Sari, Desa Ngablak, Supoyo menyampaikan bahwa, Dusun Merapi Sari pada awalnya pada tahun 1954 jumlah penduduknya sebanyak 215 jiwa, namun sampai saat ini jumlah KK sebanyak 165 KK dan jumlah penduduknya sebanyak 447 jIwa.
Sebagai umat yang beragama, penduduk di Dusun Merapi Sari juga memeluk agama yang cukup beragam antara lain, agama Islam, Katolik, Kristen Jawa (GKJ), GPDI dan Bethel.
Menurut, Supoyo masyarakat di Dusun Merapi Sari memang sangat beragam, kendati demikian keberagaman itu tidak menjadi alasan untuk tetap saling menghargai dan menghormati. Salah satu contohnya setiap hari Kamis bagi masyarakat yang beragama Nasrani ada kegiatan pendalaman iman, begitu juga bagi masyarakat yang beragama muslim juga diadakan kegiatan Mujadahan.
Untuk diketahui, di Dusun Merapi Sari, Desa Ngablak ini sendiri pada tahun 1954 menjadi desa penyangga bagi masyarakat terdampak letusan gunung merapi seperti salah satunya di wilayah Kecamatan Dukun dan sekitarnya.
Sehingga masih banyak masyarakat yang berasal dari lereng Merapi yang masih tinggal di Dusun Merapi Sari tersebut hingga saat ini, sehingga nama dusunnya menjadi Merapi Sari.
“Jiwa gotong royong ini memang sudah ada sejak tahun 1954 dimana waktu itu tempat penampung bagi para pengungsi Merapi masih belum ada dan belum selesai di bangun, sehingga masyarakat di lereng Merapi di terima untuk mengungsi di sini,” jelas Supoyo.
lebih lanjut Supoyo menceritakan bahwa pada tahun 1954 masyarakat di Dusun Merapi Sari hampir semuanya buta huruf atau tidak dapat membaca, namun saat ini masyarakat di Dusun tersebut telah bebas dari buta huruf.
Sementara untuk tingkat pendidikan tingkat SD di Dusun Merapi Sari ini mencapai 25 persen, SMP 35 persen, SLTA 25 persen dan perguruan tinggi 15 persen. (wq)