Bimtek “Penanganan Kegawatdaruratan Psikiatri di Masyarakat” Kerjasama RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dan Kodim 0705/Magelang

Foto: Freddy Uwek/wartamagelang.com

Direktur Utama RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dr Rukmono Siswishanto, SpOG(K), MKes, MPH  saat memberi kata sambutan. Selasa (9/11/2021). Foto: Freddy Uwek/wartamagelang.com

Magelang (wartamagelang.com) – Kesehatan jiwa di Indonesia masih menjadi salah satu isu yang belum mendapatkan perhatian yang optimal. Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, dan 47,5 juta orang terkena demensia.

Sedangkan di Indonesia berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, proporsi gangguan jiwa berat sebesar 7‰ atau diperkirakan 450 ribu Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat (ODGJ). Selain itu, proporsi rumah tangga yang memiliki ART Gangguan Jiwa Schizophrenia/Psikosis yang pernah dipasung sebesar 31,5%.

Jumlah ODGJ di Jawa Tengah sebesar 9‰ (sekitar 307,8 ribu jiwa). Pasien yg berobat sebanyak 84,9% dan tidak rutin minum obat sebanyak 51,1% serta mengalami pemasungan sebanyak 31,5% (75.411 Jiwa).

Oleh karena hal itu, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang bekerjasama dengan Kodim 0705/Magelang mengadakan Bimbingan Teknis “Penanganan Kegawatdaruratan Psikiatri di Masyarakat” untuk BABINSA se Magelang Raya yang diselenggarakan di Aula Kodim 0705/Magelang, pada hari Selasa, 9 November 2021.

Bimtek Dimulai denga sambutan dari Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0705/Magelang Mayor (Inf) Sudarno, yang berharap semua BABINSA Kodim 0705/Magelang bisa memahami dan menyerap materi yang disampaikan oleh pemateri dari RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, dan bisa membantu tugasnya di lapangan. Terutama dalam membantu masyarakat yang bersinggungan dengan ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa),

“Kita disini semua adalah untuk menimba ilmu, pengalaman secara teori dan praktek, sehingga jika nanti kita dilapangan, kita semua sudah tahu teorinya, jadi tidak ada nantinya pakai pakaian doreng ketemu ODGJ malah lari karena takut, oleh karena itu kita disini harus memahami betul teorinya sehingga kita bisa implementasikan nanti waktu menjalankan tugas,” kata Sudarno.

Lebih lanjut, Direktur Utama RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dr Rukmono Siswishanto, SpOG(K), MKes, MPH dalam wawancara dengan awak media mengatakan, selama bulan Maret sampai Oktober tahun ini ada 65 lapiran tentng ODGJ dari BABINSA.

“Melihat hal ini, maka sangat tepat kami mengadakan Bimtek ini, karena jika tidak tahu teorinya maka akan kesulitan untuk ikut menolong ODGJ. sehingga nanti berbekal teori ini, pelayanan untuk masyarakat ikut bertambah dalam hal pelayanan jiwa,” kata dr Rukmono.

Dr Rukmono menambahkan, dalam angka permasalahan kesehatan jiwa nsional ,ada tujuh orang per seribu yang mengalami gangguan kejiwaan. Dan Jawa tengh lebih tinggi dari angka nasional yaitu sembilan orang per seribu yang mengalami gangguan kejiwaan.

“Untuk penanganan gawat darurat masalah kejiwaan, harus ditangani secara humanis, tidak boleh membuat cedera, tidak boleh melukai baik secara fisik maupun jiwanya, an harus dihormati sebagai manusia. dan juga keluarga dan masyarakat sekitar harus memberikan perlakuan yang sebaik-baiknya,” ujar dr Rukmono.

Maka dari itu, kata dr Rukmono, ada tim pelaksana kesehatan jiwa dimasyyarakat yang isinya termasuk BABINSA dan BABINKAMTIBMAS dengan koordinasi yang baik, supaya masyarakat yang mempunyai masalah kejiwaan, terutama yang gawat darurat kejiwan, bisa tertangani dengan baik secara humanis.

“Saat ini sudah tidak boleh ada pemasungan dan pemborgolan karena tidak manusiawi, maka program ini selain menngani masalah kedaruratan jiwa dimasyarakat, juga untuk menanggulangi hal yang tidak manusiawi dilakukan kepada orang yang mengalami gangguan jiwa, sehingga setelah diobati dan diberikan sosialisasi, bisa kembali menyatu kembali dengan masyarakat,” pungkas dr Rukmono. (wq)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)