Balai Konservasi Borobudur (BKB) Tayangkan Lingsir Wengi karya Hanung Bramantyo
Menyemarakkan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021, Balai Konservasi Borobudur (BKB) menggelar acara nonton bareng Variety Show berjudul “Lingsir Wengi” di halaman BKB, Selasa (23/11/2021).
Acara tersebut dihadiri oleh Sekretaris Dirjen Kebudayaan, Camat Borobudur, GM PT TWC, Kapolres Borobudur, Danramil Borobudur, Kepala Desa di kawasan Borobudur, perwakilan komunitas, talent lokal Lingsir Wengi, dan staf BKB.
Karya sutradara Hanung Bramantyo itu mengambil lokasi syuting di Candi Borobudur dan potensi-potensi di Kawasan Borobudur.
Hanung menampilkan chef, musisi, penari dan juga para desainer terkenal. Mereka berkolaborasi dengan semangat kearifan lokal sehingga pergelaran menjadi satu karya epik.
Adegan kemanusiaan dan keharmonisan ragam kebudayaan terlihat dalam video ini. Borobudur memang merepresentasikan agama Budha, tetapi seiring perkembangan zaman, candi yang berdiri agung di Magelang, Jawa Tengah, ini telah menjelma menjadi simbol multikultural dan keharmonisan.
Pada awalnya, Candi Borobudur dibangun dengan landasan agama Budha, tetapi banyak ajaran kemanusiaan yang terkandung dalam reliefnya juga ada di agama lain. Ajaran cinta kasih, misalnya.
Kini, Candi Borobudur dirawat dan dijaga oleh penganut Islam di desa berpenduduk mayoritas Muslim. Tapi, toleransi dan pluralisme itu sendiri sesungguhnya telah terukir lama pada relief Borobudur, yaitu dalam kisah GANDAWYUHA.
Sedangkan para chef merespons semangat Candi Borobudur, mencari cerita kuliner seperti apa yang terkandung dalam relief-reliefnya. Mereka menelusuri budaya masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Borobudur. Apakah ada tradisi masak zaman dulu yang masih dijaga oleh warga setempat?
Mereka pun mencari masakan khas Magelang, mencari rempah, dan berinteraksi dengan warga setempat.
Musik dan tarian di candi Borobudur merupakan aspek peradaban yang terpapar dalam relief-reliefnya. Sahabat Budaya dapat menyaksikan bagaimana para musisi dan desainer berkolaborasi dengan seniman-seniman lokal untuk merespons relief tentang musik dan tarian.
Balai Konservasi Borobudur sendiri sudah menggelar acara nonton bareng di beberapa titik antara lain di Kelurahan Kembanglimus, Komunitas Kota Toea Magelang, SMA Muhammadiyah Borobudur, Pondok Tingal, dan Balai Konservasi Borobudur.
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Ristek dan Teknologi selama tiga tahun berturut-turut (2019-2021) telah menyelenggarakan kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional yang diamanahkan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan sebagai penanggung jawab kegiatan tersebut.
Pada tahun 2021 ini dalam kondisi pandemi yang belum berakhir Pekan Kebudayaan Nasional tetap dilaksanakan melalui tayangan-tayangan ataupun kegiatan virtual lainnya yang dapat diakses melalui media sosial, TVRI, Indonesia TV dan website PKN.id.
Deretan budayawan, aktor film, sutradara, seniman, musisi band, penyanyi ternama tampil dalam kegiatan akbar setahun sekali secara virtual tersebut. Sejumlah artis seperti group band Slank, penyanyi Reza Artamevia, Titi DJ, Godbless, Fourtwnty, Ndah n Rhesa, Kikan, dan sederet artis lainnya turut serta memeriahkan Pekan Kebudayaan Nasional 2021.
Berbagai kegiatan telah dipersiapkan untuk memeriahkan kegiatan tersebut, yang dimulai dari tanggal 19 – 26 November 2021. Pekan Kebudayaan 2021 mengangkat tema ” Cerlang Nusantara Pandu Masa Depan, khususnya yang berkaitan dengan kehebatan kearifan lokal pada sandang, pangan dan papan.
Para kurator menyusun kerangkanya, dan diterjemahkan dalam berbagai program”. Tiga sub tema tersebut diaplikasikan pada program-program yang berupa kompetisi, konferensi dan lokakarya, pameran, pergelaran, dan Pekan Kebudayaan Daerah.
Harapannya Pekan Kebudayaan Nasional yang fokus terhadap kearifan lokal sebagai ketahanan budaya bisa menjadikan tayangan edukatif tentang kecerlangan budaya Nusantara, begitu juga referensi bagi generasi bangsa, tentang kehebatan keragaman budaya Nusantara, tentunya dengan kemasan berbeda dari tahun sebelumnya. (bgs)