Aliansi Tanpa Nama Mencoba Mengurai Permasalahan Kota

Aliansi Tanpa Nama

Diskusi milenial Aliansi Tanpa Nama bertempat di Boga Ody Cafe, Jambon Tempelsari. Jumat, 16 April 2021. Foto: Dok Evan/Aliansi Tanpa Nama

Magelang (wartamagelang.com) – Beberapa anak muda milenial yang bergabung dalam suatu wadah bernama “Aliansi Tanpa Nama”, mengadakan diskusi milenial yang diadakan pada malam jumat tiap minggunya.

Untuk hari Jumat, 16 April 2021 ini, diskusi milenial sudah untuk yang ke tiga kalinya diadakan. Lokasi diskusi bertempat di Boga Ody Cafe, Jambon Tempelsari, Cacaban. Diskusi dimulai jam 20:00 WIB setelah tarawih.

Dengan Tema “Budaya dan Sejarah, bisakah terpisah?”, diskusi di awali dengan narasumber pertama yaitu Henokh Aldebaran Ngili, ketua Pepadi 2 Kota Magelang. Henokh menitik beratkan sejarah dan budaya dari cara pandang seorang dalang.

Kemudian disusul dengan narasumber berikutnya yaitu Evin Septa Haryanto Kamil, Anggota DPRD Kota Magelang dari Fraksi PDI Perjuangan, yang juga anggota Komisi C DPRD Kota Magelang yang membidangi Pendidikan, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, termasuk meliputi pendidikan, kebudayaan dan pariwisata.

Sedang narasumber terakhir adalah Condro Bawono, seorang tokoh budayawan Kota Magelang yang biasa dipanggil Mbilung Sarawita. Sebagai Mantan Ketua DKKM Kota Magelang Condro Bawono merasa kurangnya sosialisasi sejarah yang baik dan benar, bagi anak muda milenial.

Menurut Koordinator Aliansi Tanpa Nama, Evan Nur Syahbani merasa banyak sekali terjadi penyimpangan informasi, terutama sejarah yang berakibat pada makin kurangnya anak muda milenial mendapat informasi yang baik dan benar.

“Kami mengadakan diskusi ini tiap malam jumat, dengan mengundang narasumber yang berbeda, agar kami selalu dapat tambahan pencerahan tiap minggunya,” pungkas Evan. (wq)

 

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)