Sempat Dirawat Akibat Terpapar Covid-19, Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang Berpulang
MAGELANG (wartamagelang.com) – Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma), Dr Suliswiyadi, Sabtu (29/05/2021) sekitar pukul 10.05 WIB meninggal dunia. Sebelumnya, Rektor Unimma tersebut dirawat di RSUD Tidar Kota Magelang selama lebih dari dua minggu akibat terpapar COVID-19.
Pemakaman sendiri dilangsungkan secara protokol kesehatan di TPU Giriloyo Kota Magelang. Bahkan shalat jenazah dilakukan di halaman TPU Giriloyo Kota Magelang sebelum dilakukan pemakaman. Jenazah Dr Suliswiyadi dalam kondisi didalam peti, tetap berada di dalam ambulan. Sedangkan shalat gaib dilaksanakan civitas akademik lainnya di Masjid Manarul Ilmi komplek Unimma Kampus 2.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unimma, Puguh Widiyanto, Sabtu (29/05/2021) saat ditemui usai pemakaman membenarkan bahwa Rektor Suliswiyadi meninggal dunia terpapar covid-19.
Sebelumnya, kata Puguh, almarhum sejak Senin (10/05/2021) sekitar pukul 00.00 WIB masuk RSUD Tidar Magelang karena mengeluh sesak napas.
“Swab pertama negatif Corona namun dinyatakan positif saat swab kedua, ketiga dan keempat,” ujarnya.
Puguh menjelaskan, yang bersangkutan sudah pernah mendapatkan transfusi plasma konvalesen sebanyak tiga kantong. Bahkan, kata Puguh, almarhum sempat kondisinya membaik sejak lima hari terakhir.
“Saya mengatakan cukup baik karena infonya Pak Sulis itu seminggu terakhir ini bisa tidur agak nyaman. Artinya sebelumnya kan mungkin tidak nyaman, tidak bisa tidur sehingga tekanan darahnya naik turun. Lima hari terakhir itu sudah cukup bagus dan sudah ada saran dari psikiater mungkin karena jenuh, secara mental butuh penguatan,” ungkapnya.
Puguh mengaku, bahkan saat kondisi terakhir, dirinya dikontak oleh Kepala ICU RSUD Tidar karena kondisi bapak Suliswiyadi menurun. Saat itu, kata Puguh, Bu Sulis (istri Suliswiyadi) dikontak belum bisa tersambung.
“Saya dikontak Kepala ICU, mengabarkan kondisinya yang agak menurun. Risiko kemungkinan harus dengan opsi-opsi pemasangan selang langsung itu baru diputuskan tadi pagi. Pasca dipasang selang intubasi, kondisi Pak Sulis terus menurun. Jam 10.05 WIB (meninggal),” ujarnya.
Puguh menuturkan, kepergian rektor, keluarga besar Unimma sangat berduka. Saat ini, kata Puguh, merupakan tahun kedua kepemimpinan almarhum di Unimma.
“Pemakaman secara prokes. Bahkan tadi sempat kita minta untuk transit di kampus, tidak diizinkan jadi kita salat dan mendoakan di sini (makam). Semuanya kita lakukan dengan prokes,” tuturnya.
Puguh juga menyebutkan, pihak kampus langsung melakukan tracing terhadap seluruh civitas akademik setelah pak rektor masuk rumah sakit. Menurutnya, aktivitas almarhum yang cukup tinggi bisa jadi pemicu.
“Kita sudah tracking, semua wakil rektor, semua orang yang berinteraksi, Alhamdulillah semua negative. Kalau kita memprediksi, kemungkinan dari interaksi keluarga ya, mungkin. Karena dua putra putrinya positif saat ditracing, sementara Bu Sulis negatif,” imbuhnya.
Sementara, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unimma, Sugiyono mengaku, sangat berduka atas meninggalnya Rektor Unimma. Almarhum, menurut Sugiyono, dinilai memiliki aktivitasnya luar biasa dan energik.
“Pak Rektor itu itu memang aktivitasnya luar biasa. Energik dan ini banyak hal yang sedang ditangani beliau,” ucapnya.
Sugiyono menyebut bahwa menurut informasi yang diterima, memang positif covid-19. Dan sudah dirawat di rumah sakit, kata Sugiyono, sudah sekitar 21 atau 25 hari.
“Artinya, ikhtiarnya sudah luar biasa,” urainya (ang/aha)