Universitas Muhammadiyah Magelang Tambah Guru Besar

ORASI ILMIAH : Prof Dr Muji Setiyo MT menyampaikan orasi ilmiah dalam pengukuhan dirinya sebagai guru besar Unimma (Dok Unimma)

MAGELANG (wartamagelang.com) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) kembali menambah satu guru besar. Adapun guru besar yakni Prof Dr Muji Setiyo MT di Fakultas Teknik Unimma.

“Dengan pengukuhan Muji Setiyo sebagai guru besar di Fakultas Teknik Unimma, kini universitas yang berada di bawah naungan Yayasan Muhammadiyah tersebut telah memiliki tiga orang guru besar,” kata Rektor Unimma Dr Lilik Andriyani SE MSi, Sabtu (29/01/2022) kepada wartawan usai pengukuhan guru besar pada sidang senat terbuka Unimma di Auditorium Kampus I Unimma.

Lilik menjelaskan, Muji Setiyo tercatat sebagai guru besar termuda di Unimma. Sebab, kata Lilik, usia Prof Muji baru mencapai 38 tahun namun sudah berhasil meraih gelar professor di  masa 11 tahun pengabdiannya di Unimma.

“Sebelumnya, pada tahun 2017 lalu, Prof Dr Muhammad Japar MSi Kons dikukuhkan menjadi guru besar pertama di universitas tersebut. Kemudian, pada  31 Agustus 2020 lalu, Prof Dr Purwati MS Kons, dikukuhkan menjadi  guru besar dalam bidang Pendidikan Anak Usia Dini,” imbuhnya.

Ia berharap, dengan capaiannya di usianya yang masih muda dan berhasil meraih gelar professor tersebut, bisa menjadi motivasi tersendiri bagi seluruh  dosen-dosen lainnya di Unimma untuk bisa mengikuti jejaknya.

“Semoga penambahan guru besar di Unimma, bisa memotivasi bagi akademisi lainnya untuk bisa mengikuti jejak dari Prof Muji Setiyo menjadi guru besar,” katanya.

Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Chairil Anwar, mengaku bahwa pencapaian Prof Muji Setiyo merupakan luar biasa, karena di usia muda.

Prof Chairil mengaku, dengan tambahnya guru besar di Unimma, maka menambah jumlah guru besar di bawah naungan Muhammdiyah.

“Kalau totalnya, ada 300an, di seluruh Indonesia. Yang tadi saya sampaikan, paling banyak, itu di Universitas Muhammadiyah Surakarta ada 33, kemudian Universitas Muhammadiyah Malang sekitar 30an, kemudian UMY ada 25an, dan disini (Unimma) ada tiga,” imbuhnya.

Sementara, dalam orasi ilmiahnya yang berjudul ‘Peluang dan Tantangan Implementasi Bahan Bakar Alternatif  Untuk Sektor Transportasi di Indonesia’, Prof  Muji menyampaikan, permintaan konversi dari bensin ke gas LPG untuk transportasi umum mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Karena, pasokan bahan bakar minyak pasokannya tidak pasti dan harga minyak yang tinggi akibat adanya embargo minyak oleh Pemerintah Saudi Arabia pada tahun 1973 silam. Selain itu, kata Prof Muji, sebagian produsen otomotif telah menargetkan untuk penjualan komersial.

“Produsen  kendaraan tenaga listrik berkonsentrasi di wilayan yang telah siap dengan infrastruktur penggisian bahan bakar hydrogen, seperti Jepang, Jerman, Amerika Serikat. Dan, kemudian menyebar di beberapa negara  termasuk Indonesia,” ucapnya

Menurutnya, negara Indonesia memiliki hampir semua sumber daya alam untuk energi, termasuk sumber daya hayati yang dapat ditanam hampir di semua pulau.

“Gas alam dan batu bara bukan bahan yang dapat diperbaharui, namun berpotensi menjadi bahan bakar alternatif untuk menggantikan bensin dan solar. Sementara itu, geothermal, air, sinar matahari, angin, ombak dan arus laut adalah energi alam yang dapat dikonversi menjadi energi listrik melalui typical power,” tuturnya.

Prof Muji menjelaskan, energi dari sumber hayati asli di Indonesia yang bisa diterapkan sebagai biofuel saat ini yaitu biodiesel untuk mesin diesel dan biogasoline untuk mesin bensin. Industri biodiesel berbasis sawit di Indonesia mengalami ekspansi besar mulai tahun 2018 dan biogasoline ethanol dapat diproduksi sari biomassa/tanaman yang mengandung gula, pati atau bahan selulosa.

“Perlu menjadi perhatian bahwa melanjutkan bahan bakar fosil seperti sekarang berkontribusi pada peningkatan gas rumah kaca, yang merusak ekosistem bumi dimana kita dan anak cucu kita tinggal. Oleh karenanya, rekayasa sosial juga perlu dilakukan, melalui promosi dan kampanye untuk beralih pada moda dan sistem transportasi yang lebih ramah,” jelas Prof Muji (ang/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)