Seniman Budayawan Magelang, Eksis melalui Pentas Live Striming

Suasana Pendopo Pengabdian rumah dinas Walikota Magelang, Rabu malam (23/09/2020), terasa berbeda dan ‘regeng gayeng’. Sejumlah seniman dan budayawan kota Tidar ini hadir untuk mengikuti pembukaan live virtual pentas seni budaya yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube milik Pemerintah Kota Magelang.

Acara yang digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang ini adalah untuk memberi kesempatan para pelaku seni di Kota Magelang agar tetap berkarya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Walikota Magelang, Sigit Widyonindito, MT dalam sambutannya mengatakan, bahwa
pandemi memang berimbas pada hampir seluruh tatanan kehidupan manusia, tidak terkecuali sektor seni budaya. Namun ia mendorong jajarannya yang membidangi sektor ini agar tidak berhenti berkreasi.

“Jangan kehilangan momen, bagaimana seni budaya maju, tolong dirumuskan supaya Kota Magelang tetap hidup dan dapat menjadi daya tarik,” katanya.

Rangkaian pentas seni online tersebut dimulai dengan penampilan Tari Kuntulan, pentas teater ‘Brojol’ KM 11 dari Kuncup Mekar RW 11 Kampung Meteseh Kel. Magelang, dan tari dari Sanggae Arumsari dan peragaan busana batik lokal yaitu Batik Rajah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Drs. Agus Sujito mengatakan jika kegiatan live striming akan digelar beberapa kali penampilan dari sanggar, kelompok seni dan talk show. Misalnya dengan menghadirkan narasumber dari Kota Toea, seni budaya dengan tema-tema yang sudah disusun.
“Harapannya para pelaku seni bisa bangkit kembali akibat dampak Covid 19,” imbuh Agus.

Salah seorang seniman tari yaitu Arum Sari merasa senang dengan kegiatan ini. Apalagi yang ditampilkannya bisa berkolaborasi dengan peragaan batik lokal dan melukis.

“Ini sesuatu yang dirindukan karena sejak Maret kami tidak bisa berkumpul dan ada kegiatan. Dengan acara ini bisa mengguggah teman-teman untuk bangkit lagi,” kata Arum.

Sementara itu Kabid Kebudayaan Sugeng Priyadi menambahkan jika pentas akan dilaksanakan 9 kali dari bulan September – November 2020 atau seminggu 1 kali, dengan melibatkan rata-rata 3 sanggar seni sebagai pengisi acara setiap kegiatan.

Berbagai cabang seni ditampilkan. Selain tari, peragaan busana dan teater juga menampilkan seni lain seperti musikalisasi puisi, olahraga tradisional, teater tradisional, ketoprak, wayang kulit dll.
“Prinsipnya berusaha mengangkat semua jenis cabang seni,” tegas Sugeng.

Sugeng juga menambahkan, karena masih dalam suasana pandemi maka yang acara yang menghadirkan penonton hanya saat pembukaan saja (di Pendopo Pengabdian). Sedangkan pentas-pentas selanjutnya jumlah penonton dibatasi dan dilakukan protokol kesehatan. Selain itu juga ada pentas delay (rekaman) untuk menghindari kerumunan penonton. Tempat pementasan ada 9 tempat misalnya Balai Pelajar, GOR Samapta dan lainnya.

Salah seorang seniman Kaji Habib menilai kegiatan yang diadakan oleh Pemkot sudah baik. Ia sendiri melukis dan berkolaborasi dengan peragaan busana yang menampilkan karyanya yaitu Batik Rajah.
“Dan perlu sinergitas antara seniman dan pemerintah agar seni budaya di kota ini bisa maju,” tutur Kaji. (bgs)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)