Sebelum Longsor Terjadi, Warga Dusun Prampelan Kaliangkrik Dengar Suara Gemuruh
MAGELANG (wartamagelang.com) – Longsor yang terjadi di Dusun Prampelan I Desa Adipuro Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang, Selasa (26/01/2021)sore lalu, menyisakan cerita. Warga di sekitar kejadian, sebelum kejadian mendengar suara gemuruh.
“Iya ada suara gemuruh, keras sekali. Waktu itu hujan sedang deras,” kata Sumini, warga Dusun Prampelan I Desa Adipuro Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang, Rabu (27/01/2021) saat ditemui wartamagelang.com di lokasi kejadian.
Sumini mengaku, dirinya saat itu sedang berada di dalam rumah dan langsung keluar. Rumahnya sendiri berjarak kurang lebih 10 meter dari lokasi longsor. Dirinya langsung memberitahu kakaknya, Muksom, yang baru datang usai dari pasar Beseran Kaliangkrik.
“Saya langsung manggil mas Muksom. Karena hujan, tidak dengar soalnya. Terus langsung ke sebelah rumah,” imbuhnya.
Sumini juga mengaku, dirinya melihat asap serta seperti angin puting beliung di lokasi longsor. Terlebih saat itu, menurutnya, hujan turun amat deras.
“Ada asap gitu. Terus ada angin muter-muter, kaya puting beliung. Suaranya juga keras sekali,” katanya.
Warga lainnya, Muksom, menuturkan, dirinya saat itu baru saja pulang dari Pasar Beseran Kaliangkrik. Saat kejadian tersebut, dirinya sedang memarkirkan sepeda motornya dan hendak menurunkan belanjaan.
“Baru pulang dari Pasar Beseran. Kemudian dibengoi (diteriaki) oleh adik saya dari dalam rumah. Katanya ada suara minta tolong, teriak-teriak dari luar,” ucapnya.
Ketika itulah, kata Muksom, dirinya baru menyadari bahwa ada longsoran dan telah menimpa rumah tetangganya. Dirinya kemudian mendatangi lokasi rumah tetangganya yang terkena longsor tersebut.
“Saya dengar ada yang minta tolong, ada yang tertimbun. Ada yang teriak-teriak,” akunya.
Muksom juga mengaku, saat itu juga ada mobil yang tertimpa material longsoran.
“Mobil juga kena. Ada yang parkir di jalan. Terus kena longsor,” urainya.
Sementara Kepala Desa Adipuro Waluyo mengaku bahwa sebelum longsor terjadi, hujan turun sangat deras sejak pukul 14.30 WIB. Padahal pada pagi harinya, kata Waluyo, tidak terjadi hujan.
“Iya material longsoran membawa rumpun bambu. Melompat dari jalan, tidak turun menutup jalan. Padahal jaraknya 50 meter. Menimpa tiga rumah, ada warga yang terluka, empat orang luka sudah dirumah dan satu orang masih dirawat di RSUD Tidar atas nama Anis Safiroh,” sebutnya.
Waluyo menambahkan, longsor juga menyebabkan satu mobil jenis minibus zebra dan satu unit sepeda motor tertimbun longsoran. Bahkan unit mobil, kata Waluyo, belum dilakukan pengangkatan karena masih tertutup longsoran.
“Satu mobil, zebra. Tertimbun juga. Juga ada satu unit sepeda motor Suzuki Shogun, tertimbun. Sudah diambil, kondisi rusak parah,” beber Waluyo sambil menyebut nilai kerusakan akibat lonsgor mencapai Rp 200 juta
Waluyo menyebut bahwa longsor kali ini cukup mengagetkan dikarena di lokasi tersebut ada tanah yang terbilang cukup keras. Bahkan kalau dihitung-hitung, kata Waluyo, harusnya longsoran turun menutupi jalan.
“Itu karena adanya air yang masuk, sehingga longsoran terjadi. Tanah tidak kuat. Kedepan akan kita perbaiki, saluran drainase dan sebagainya,” pungkasnya (ang/aha)