Sambut HUT RI, Jepang ‘Menyerbu’ Kampung Tulung, 42 Warga Gugur

Secara tak terduga, tentara Jepang ‘menyerbu’ dapur umum di Kampung Tulung, Kel. Magelang, Kota Magelang, Selasa malam (16/08/2022). Akibat serangan itu membuat 42 warga dan pejuang gugur.

Secara tak terduga, tentara Jepang ‘menyerbu’ dapur umum di Kampung Tulung, Kel. Magelang, Kota Magelang, Selasa malam (16/08/2022). Akibat serangan itu membuat 42 warga dan pejuang gugur.

Ceceran darah berhamburan membasahi bumi. Laki-laki dan perempuan tergeletak tak berdaya, gugur menjadi kusuma bangsa.

‘Serbuan’ tentara Jepang itu merupakan sosio drama teatrikal yang dilakukan oleh pemuda-pemudi warga kampung tersebut yang menggambarkan peristiwa tragis di akhir oktober 1945.

Saat itu tentara Jepang dari Semarang yang dihasut oleh Inggris menyerbu dapur umum dan markas BKR (Badan Keamanan Rakyat – cikal bakal TNI) di Kampung Tulung tersebut. Peristiwa inilah yang menjadi salah satu pemicu Palagan Magelang 31 oktober – 2 November 1945.

Ketua RW 2 Suharyono mengatakan jika kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan HUT ke-77 kemerdekaan RI yang diikuti 11 RT dari 2 RW yakni RW 1 dan RW 2 Kampung Tulung.

“Sebelumnya diadakan kirab dari Tulung Wot mengelilingi Kampung Tulung yang diikuti deputasi dari masing-masing RT dan lalu melaksanakan upacara bendera di tempat Kampung Tulung Bersejarah,” ujarnya.

Suharyono juga menambahkan jika acara itu kepada secara tidak langsung menanamkan jiwa patriotisme dan nasionalisme kepada generasi muda.
“Mereka yang akan melanjutkan perjuangan bangsa ini. Dan mereka juga bangga sebagai warga kampung bersejarah,” imbuhnya.

Dalam gelaran tersebut juga dibuka stand warung-warung tempo doeloe yang mewakili 11 RT di kampung tersebut. Warung tempo doeloe itu terbuat dari bambu dengan atap jerami ato daun kelapa. Dan dihiasi dengan aneka pernak-pernik yang memperkuat suasana jaman dulu seperti sepeda tua, lincak, kurungan ayam, dan lainnya.

Aneka jajanan, makanan dan minuman tradisional disajikan di lapak-lapak yang bisa dinikmati para pengunjung. Sebelumnya, stand warung itu dinilai oleh juri dari luar kampung seperti camat Magelang Tengah, Dindikbud dan lurah Magelang. Termasuk penjurian untuk kostum perjuangan terbaik bagi peserta kegiatan.

Warung tempo doeloe tersebut merupakan representasi dari dapur umum di kampung itu yang di masa tahun 1945 dipergunakan sebagai pemasok makanan untuk para pejuang dan BKR. Dimana, adanya dapur umum tersebut merupakan sikap gotong royong masyarakat terhadap pejuang yang saat itu sedang melawan Inggris.

Salah seorang warga Kampung Dukuh (timur Kampung Tulung), Agung, mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, gelaran menyambut HUT RI dengan konsep seperti itu sangat bagus.

“Bisa menggugah nasionalisme warga, apalagi Kampung Tulung ini dikenal sebagai kampung perjuangan,” ujarnya. (Bgs)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)