Peringati Bulan Bahasa, Hima Prodi PBSI Untidar Gelar Anagata Diksatra 2024

Foto: Nurul Hidayah/wartamagelang.com

Penampilan tari “Gema Jiwa Muda” dari Bengkulu oleh Mahasiswa PBSI Untidar, Kamis (31/10/2024). Foto: Nurul Hidayah/wartamagelang.com

Magelang (wartamagelang.com) – Himpunan mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Himaprodi PBSI) rayakan bulan bahasa dengan menyelenggarakan festival bulan bahasa ‘Anagata Diksatra’. Acara yang ini diselenggarakan di GKU H.R. Suparsono pada Kamis (31/10/2024), dihadiri oleh ratusan mahasiswa Universitas Tidar.

Acara bertajuk Senandika Aksara Sastra melibatkan komponen mahasiswa PBSI dimulai dari panitia hingga penampil. Acara ini bertujuan untuk mewadahi minat dan bakat mahasiswa PBSI khususnya dibidang sastra dan seni.  Selain itu, dalam acara ini juga disediakan stand bazar sebagai salah satu upaya merealisasikan motto Universitas Tidar yaitu unggul dalam kewirausahaan.

Anagata Diksatra dimeriahkan oleh sekitar 43 talent  yang berasal dari mahasiswa PBSI. Para talent tersebut terbagi menjadi beberapa penampilan seperti menyanyi, menari, teatrikal puisi, baca puisi, monolog, dan teater.

Ketua Himaprodi PBSI, Tatah Unggul Sadewa, menjelaskan jika acara ini diselenggarakan sebagai ajang unjuk kebolehan mahasiswa PBSI.

“Ibaratnya ini adalah salah satu cara dari kami untuk memamerkan kepada prodi-prodi lain bahwa di prodi PBSI ini beragam. Acara ini telah kami persiapkan dari jauh-jauh hari, dua bulan yang lalu,” jelasnya.

Sedang PLH Koorprodi PBSI, Muhammad Nur Hanif, M.A., mengatakan orang Indonesia lahir dari sebiji puisi bernama sumpah pemuda.

“Bulan Oktober adalah bulan bahasa tentunya bulan besar untuk kita semua. KataHari ini adalah momen teman-teman menunjukkan bahasa dan sastra Indonesia untuk unjuk bakat, unjuk minat dalam kaitannya apalagi ini bekerjasama dengan divisi mikat,” tutur PLH Koorprodi PBSI, Muhammad Nur Hanif, M.A..

Penampilan yang disuguhkan beberapa diantaranya dibuat oleh mahasiswa seperti puisi dan naskah drama untuk teater. Teater Permata Hati  yang menjadi puncak acara naskah ditulis oleh Anand De Arfiansyah, S. Roqidah, dan Umi Nur Faizah. Teater tersebut disutradarai oleh Ibnu Sina.

Teater tersebut secara garis besar menceritakan tentang pertaruhan keinginan antara bapak, anak, dan kekuasaan dari pihak ketiga. Tokoh utama dihadapkan dengan dua permasalahan yaitu pendidikan sesuai dengan panggilan hati dan pernikahan karena kondisi ekonomi.

Anand De Arfiansyah, penulis naskah sekaligus pimpinan produksi, membeberkan apabila naskah tersebut terinspirasi dari lagu dan film.

“Ini terinspirasi dari lagu yang dinyanyikan yaitu lagu Saat Kau Telah Mengerti,  dan yang kedua adalah film Susah Sinyal karya Ernest Prakasa. Di sini point yang ingin disampaikan adalah khususnya untuk mahasiswa baru, kalian sudah luar biasa, kalian bisa memutuskan pilihan kalian setelah berdiskusi dengan orang tua. Diskusi menimbulkan pro dan kontra. Untuk adegan percintaan dan lain-lain, itu hanya untuk membuat para penonton bersemangat,” bebernya.

Sedang Ibnu Shina, sutradara, mengatakan bahwa untuk proses latihan dilakukan selama 2 bulan sebelum pementasan, Diawali dengan Reading naskah dilanjutkan dengan sesi pengenalan setiap karakter pada naskah termasuk dengan background dari karakter tersebut.

“Pesan dalam naskah tersebut perempuan juga membutuhkan kekayaan intelektual guna dapat serta mampu untuk mendidik anaknya kelak, maka dari itu perlu untuk berkuliah. Ada kalanya perlu untuk memberitahukan kepada orang yang lebih tua tentang suatu yg lebih baik, tidak selamanya orang tua selalu benar,” ujarnya.

Disisi lain, Siti Roqidah, sang asisten sutradara menjelaskan masa-masa latihan tidak kalah indahnya dengan pementasannya sendiri. Ketemu orang-orang unik dengan karakter mereka, membuat mereka masuk ke karakter yang beda jadi salah satu hal yang challenging banget, secara garis besar, masa-masa latihan banyak momennya, termasuk tempat latihan yang nomaden ke sana ke mari, jatah jam latihan habis hingga didatangi satpam, ada juga salah satu aktor yang sempat ditantang taruhan kalau hapal jatah naskahnya dalam sekali tampil.

“Dalam tiga tahun terakhir, saya turut membersamai Bulan Bahasa PBSI Untidar ini, dan semalam merupakan penampilan terbaik menurut saya dibanding tahun-tahun sebelumnya, itu menurut saya, harapannya tentu Diksatra ini wajib ada dan terus ada untuk merayakan semarak Bulan Bahasa di setiap Oktober. Apalagi teater, puncaknya penampilan Diksatra setiap tahun, saya rasa bagian paling esensial dan ditunggu sama penonton,” bebernya.

Ketua Panitia, Ulfi Yuki, menambahkan bahwa tahun ini fokus pada apresiasi karya sastra dari mahasiswa.

“Kita merayakan Bulan Bahasa dengan menampilkan karya-karya mahasiswa dan juga menyediakan stand bazar kewirausahaan yang sejalan dengan moto universitas, yaitu unggul dalam kewirausahaan,” jelasnya.

Ulfi berharap acara ini dapat menjangkau lebih banyak orang, tidak hanya mahasiswa PBSI Untidar, sehingga penontonnya lebih banyak dan penampilannya lebih banyak lagi.

“Saya berharap acara seperti ini jangkauannya lebih luas lagi tidak hanya mahasiswa PBSI UNTIDAR tetapi dari kampus yang lain, penontonnya lebih banyak lagi dan penampilannya lebih banyak dan spektakuler lagi,” tambah  Ulfi.

Terdapat penampilan spesial lain seperti teatrikal puisi Tabah yang ditulis oleh Rizal Mus, Sofi serta tari Gema Jiwa Muda dari Bengkulu yang langsung ditarikan oleh 2 mahasiswa dari Bengkulu.

Acara ini turut dihadiri oleh jajaran dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta teman-teman himpunan PBSI dari Unissula dan UMP. (mg4/mg6/mg7/wq)

Penulis: Fauziah Dwi Febriyanti, Nurul Hidayah dan Muhammad Rizki Adhi

Editor: Freddy Sudiono Uwek

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)