MUSEUM BPK RI FEST 2022 BANGKITKAN KECINTAAN TERHADAP MUSEUM

Usai tiga hari diselenggarakan Museum BPK RI Fest 2022 yang digelar panggung terbuka Museum BPK RI Jl Diponegoro No 1 Kota Magelang resmi ditutup. Dicky Dewariyanto Kepala Museum BPK RI sangat mengapresiasi gelaran yang melibatkan komunitas sahabat museum tersebut, Minggu (23/10/2022).

Salah satu acara yang menarik adalah peluncuran media baru sebagai koleksi Museum BPK RI yaitu Supreme Audit Institution (SAI) 20 SPOT EXHIBITION. Media ini adalah wahana memperkenalkan kepada masyarakat akan peran besar BPK RI dalam pembentukan SAI20 yang merupakan perkumpulan Badan Pemeriksa Keuangan dari 20 negara yang tergabung dalam G20. Diketahui Indonesia menjadi presidensi G20 semenjak akhir tahun 2021 dan puncaknya yaitu diselenggaran Konferensi Tingkat Tinggi antar negera G20 yang akan berlangsung pada  tanggal 15-16 November 2022 di Bali.

Peluncuran Supreme Audit Institution (SAI) 20 SPOT EXHIBITION dilaksanakan di tengah-tengah acara Museum BPK RI Fest 2022 pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022 oleh Yudi Ramdan Budiman, Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional BPK RI.

“Museum BPK RI di Magelang ini adalah sebuah upaya menjaga momentum sejarah pembentukan SAI 20 dimana ketua pertama SAI 20 adalah Indonesia dalam hal ini BPK. Untuk tahun selanjutnya akan bergulir kepada negara yang menjabat presidensi selanjutnya. Begitu seterusnya,” ungkap Yudi dalam sambutannya.

Pada hari ketiga sebagai penutupan Museum BPK RI Fest 2022 dimeriahkan dengan pengumuman lomba-lomba dan berbagai kegiatan seperti Jelajah Sepeda Onthel mengunjungi museum-museum di seputar Magelang, kemudian pentas tarian khas Magelang Brodut dari Kampung Tulung dan Warok Bocah dari kampung Cacaban, pentas musik alternatif oleh Wantetod, fashion show oleh HPI dan SMK N 3 Kota Magelang, pentas Pantomim serta diakhiri pentas musik malam harinya. Pentas musik dari Magelang blues Community (MBC, Berkah Dalem Band, dan Lapies Legiet menjadi puncak kemeriahan acara.

Dicky, sapaan Dicky Dewarijanto mengungkapkan terlepas masih adanya kekurangan, Museum BPK RI Fest berlangsung sangat luar biasa. Dari event ini masyarakat bisa banyak belajar sejarah dari masa ke masa, banyak belajar mencintai dan merawat peninggalan bersejarah di Kota Magelang yang sangat hebat.

“Kami berharap event seperti ini terus dikembangkan ke depan untuk mendidik dan mengajak anak-anak mencintai sejarah dari masa ke masa,” jelasnya.

Dari museum, masyarakat khususnya generasi milenial banyak mendapatkan pengetahuan terkait sejarah yang ada di Kota Magelang. Dari pengetahuan ini diharapkan tumbuh kecintaan sebagai modal untuk bisa meraih keberhasilan.

“Kegiatan dikemas sedemikian rupa untuk mendorong generasi milenial mencintai sejarah,” katanya.

Ini sangat penting dilakukan karena generasi muda nantinya akan melanjutkan estafet kepemiminan untuk melanjutkan berbagai tugas di masa mendatang. Adanya festival juga menjadi stimulus bagi masyarakat Kota Magelang agar semakin banyak kolaborasi dalam program kebudayaan.

“Dari kegiatan ini kita bisa saling sharing untuk pengembangan museum. Harapan kami ke depan harus terus ada kesinambungan,” sambungnya.

Pada kesempatan tersebut, Dicky juga berterima kasih kepada komunitas sahabat museum, panitia serta semua pihak yang telah menyukseskan jalannya festival. Semoga kegiatan ini bisa terus berkelanjutan dan banyak mengenalkan museum di Kota Magelang.

Budayawan Mbilung Sarawita dalam salah satu diskusi di acara tersebut mengungkapkan kegiatan festival peringatan hari museum Indonesia yang diselenggarakan tiga hari dibuka di Museum BPK RI ini merupakan bentuk keberpihakan insan-insan yang cinta museum dalam rangka meningkatkan peran komunitas.

“Kita tidak perlu khawatir akan keberlangsungan museum selama masih ada bentuk kepedulian di semua pihak. Baik dari pihak museum, pemangku kepentingan lainnya serta komunitas-komunitas,” ungkap Mbilung Sarawita yang juga ketua Dewan Kesenian 2010-2014.

Kegiatan yang melibatkan komunitas merupakan upaya menumbuhkan kesadaran bersama akan pentingnya nilai-nilai budaya terutama gotong royong dalam menumbuhkan kecintaan terhadap museum. Peran komunitas dalam menghidupkan museum merupakan salah satu jalan untuk menghilangkan sekat-sekat formalitas yang sering muncul dalam berbagai kegiatan. Untuk itu komunitas sangat punya peran penting tetapi keterlibatan semangat dan nilai nilai bersama dari semua pihak tetap menjadi acuan utama.

“Museum BPK sangat perlu kita beri apresiasi setinggi-tingginya atas inisiatifnya dalam menggandeng komunitas tetapi bagi komunitas ngono ya ngono ning aja ngono (begitu juga begitu tetapi janganlah begitu-terjemahan dalam Bahasa Indonesia-red.) jangan nggege mangsa ( cari-cari kesempatan-negatif-red.) dalam menjalin hubungan. Seleksi alam akan menjadi pembuktian mana yang benar-benar tulus dalam memajukan museum dan mana yang hanya ikut-ikutan serta mencari kesempatan untuk sekedar eksistensi diri atau komunitasnya saja,” pungkasnya.

Peringatan Hari Museum Indonesia di Magelang sendiri dilaksanakan mulai hari Jumat – Minggu, 21 – 23 Oktober 2022. Acara yang digagas oleh Museum BPK RI bersama sahabat museum tersebut dikemas sebagai Museum BPK Fest 2022 dengan tema The Power Of Museum; Collaboration Museum and Community.

Acaranya dari beragam lomba-lomba, workshop, talkshow, pentas seni, jelajah museum, sampai pameran yang menjadi ajang peserta untuk menampilkan potensi komunitas masing-masing. Tercatat ada 22 stand peserta pameran dan 30 peserta komunitas dari seputar Magelang yang turut serta baik sebagai pengisi stand maupun sebagai pengisi acara. (mn)