Kopi Magelang, Khas Aromanya, Khas Rasanya

Barista Begawan Prabu sedang menyeduh kopi di acara “Cita Rasa Kopi Magelang” di Museum BPK Magelang, Kamis (04/03/2021). (Uwek/wartamagelang.com)
MAGELANG (wartamagelang.com) – Saat ini kopi varian baru sedang dikembangkan oleh petani kopi asal Dusun Jerukan, Desa Jambewangi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Mereka sejak tahun 2013 mengembangkan kopi jenis arabika yang bercita rasa sayuran. Para petani yang berada di lereng Gunung Merbabu ini menanam kopi di sela-sela tanaman sayuran.
“Kami menanam bibit kopi di galengan atau pematang sawah dengan tujuan menahan erosi. menanam dengan sistem tumpang sari dengan sayuran, contohnya dengan wortel, kubis dan segala aneka jenis sayuran, makanya kopi arabika milik kami beraroma sayuran yang segar,” kat M Amin, Ketua Kelompok Tani Mekar Sari Dusun Jerukan kepada wartawan di sela-sela acara “Cita Rasa Kopi Magelang” di Museum BPK Magelang, Kamis (4/3/2021).
M Amin juga berkata kenapa dipilihnya tanaman kopi, karena kopi tingginya cuma sekitar 1,5 meter, jadi tidak mengganggu cahaya matahari ke tanaman utama dan juga sebagai tanaman konservasi.
“Saat ini ada sekitar 2.250 pohon kopi yang ditanam pada ketinggian 1.200-1.400 mdpl ini berbuah, setelah tiga sampai empat tahun masa tanam,” tambah Amin
Amin menyebutkan, pada panen perdana tahun 2016 lalu menghasilkan 45 kilogram biji kopi. Kemudian panen kedua tahun 2017 meningkat jadi 250 kilogram. Selanjutnya di tahun 2018 sebanyak 750 kilogram, dan tahun 2019 mencapai 1,5 ton.
“Sebelum ada pandemi, kami menjual kopi ini sampai Jakarta dalam bentuk green bean, tapi saat ini berkurang karena pandemi,” pungkas Amin.
Dalam kesempatan yang sama, Penguji Rasa Kopi, Maya Suci Arumi mengutarakan, kopi Magelang ini sudah layak dipasarkan di kelas coffee shop. Dan sudah bisa bersaing dengan kopi nusantara lainnya, karena sudah diolah dengan baik dan benar. Untuk itu, perlunya peran semua pihak untuk mengangkat kopi Magelang ini.
“Kopi yang dihasilkan petani Kaliangkrik ini mempunyai cita rasa pinus, dan kacang almond. Sedang untuk kopi arabika dari Pakis rasanya ada tomat, beri dan pinus, Semuanya memiliki aroma yang kuat. Sementara jenis robusta, kopinya mempunyai aroma cokelat, gula aren, juga rempah,” jelas Maya.
DiAcara yang sama, seorang roastery bernama Nur Rachmat mengatakan, Magelang punya bahan baku kopi yang bagus, berpotensi besar tapi harus diolah untuk menghasilkan kualitas kopi yang bagus. Harus ada pendampingan terhadap petani kopi.
“Saya sangat berharap sekali dari para pegiat kopi yang bisa mendampingi para petani kopi Magelang untuk bisa lebih mengembangkan potensi kopi ini. Bahan baku sudah ada, tinggal bagaimana cara kita mengolahnya. Saya sebagai roaster sangat terbuka untuk menerima semua saran dan usulan,” pungkas Nur Rachmat. (wq)