Ketahanan UMKM di Kota Magelang, Gerakkan Perekonomian di Tengah Pandemi

KETAHANAN UMKM : Sektor UMKM memiliki ketahanan yang berdampak pada berjalannya perekonomian di Kota Magelang (Dok Prokompim Kota Magelang)

KOTA MAGELANG (wartamagelang.com) Keberadaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terus berinovasi di tengah pandemic covid-19 menggerakkan sektor perekonomian di Kota Magelang. Bahkan UMKM di Kota Magelang, dikenal memiliki ketahanan sehingga mampu bertahan dan menggerakkan ekonomi agar terus tumbuh.

Hal itu terungkap dalam kegiatan Talkshow Ketahanan Ekonomi Kota Magelang selama Pandemi, Jumat (30/04/2021) yang digelar Harian Jogja bekerjasama dengan JNE di Ruang Wali Kota Magelang. Hadir sebagai narasumber Wali Kota Kota Magelang, dr. H. Muchamad Nur Aziz, Kepala Cabang JNE Magelang, Bambang Kristiady dan Ketua Apindo Kota Magelang, Eddy Sutrisno.

Ketua Apindo Kota Magelang, Edy Sutrisno mengungkapkan kehidupan pengusaha selalu menghadapi tantangan, di antaranya krisis ekonomi pada 1998, 2009 hingga pandemi di tahun 2020. Namun, kata Edy, ada satu hal yang meningkat dari pengusaha adalah instingnya.

“Pengusaha melihat tantangan sebagai peluang untuk inovasi. Adaptasi pengusaha di Kota Magelang ini sangat hebat, terutama UMKM yang menjadi penopang ekonomi sebesar 60%. Kita melihat UMKM memiliki struggle of life, kalau kepepet jadi pinter. Jadi, sektor UMKM Kota Magelang tidak terlalu berdampak,” katanya.

Edy menyebutkan Kota Magelang sangat unik karena memiliki sektor jasa, kuliner dan passing city yang terlewati arus besar dari Semarang. Ini menunjukkan, kata Edy, di dunia bisnis, peluangnya selalu terbuka. Selain itu, karakter masyarakat Kota Magelang sangat luwes dan memiliki solidaritas tinggi.

“Dengan adanya solidaritas, kompetisi tidak mematikan usaha lain, tetapi berkolaborasi. Misal pendanaan, di Kota Magelang tersedia bagi orang-orang yang kreatif. Ada banyak bank, mereka lebih banyak membantu UMKM terutama retail, bukan ke perusahaan besar,” ucapnya

Wali Kota Magelang dr. H. Muchamad Nur Aziz, mengatakan sebelum pandemi, pertumbuhan ekonomi Kota Magelang rata-rata 5%, namun sekarang minus 2,4%. Pemerintah Kota Magelang pun, menurut Aziz, terus mendorong pelaku ekonomi untuk selalu semangat dan berjuang.

“Kota Magelang terkenal sebagai Kota Jasa, jadi perekonomian di sini tergantung dari banyaknya orang yang datang ke Magelang. Tapi, menjelang Lebaran ini, kita harus mengikuti keputusan Pemerintah Pusat bahwa tidak ada mudik dengan harapan tidak ada klaster [Covid-19] baru,” bebernya.

Aziz menyebutkan, kekuatan terbesar perekonomian Kota Magelang adalah jasa konstruksi yakni 16%. Selain itu, kata Aziz, jasa perdagangan, jasa kesehatan, jasa sosial bahkan jasa pengolahan sampah, yang akan mendorong masyarakat untuk tetap bekerja dan menumbuhkan ekonomi.

Adapun kelemahan Kota Magelang adalah minimnya lahan pertanian dan tidak adanya sektor kelautan. Di bidang pertanian, Dokter Aziz mengatakan Pemkot telah mengembangkan sistem pertanian di perkotaan atau urban farming menggunakan pupuk organik.

“Untuk investasi, saat ini investasi terbesar di Kota Magelang ada yang mau membangun di lahan bekas Magelang Theater. Namun, ada beberapa hal yang harus diselesaikan, kami akan memberikan deadline untuk segera menyelesaikan investasi itu,” ucapnya.

Aziz menegaskan, Pemkot Magelang berencana membangun Rumah Kreatif. Dimana akan menjadi tempat yang menghubungkan Pemerintah Kota Magelang dengan pengusaha dan swasta, sehingga ketiga pihak itu bisa bersinergi membangun Kota Magelang ke depan.

Kepala JNE Cabang Magelang, Bambang Kristiady mengatakan sektor logistik menjadi salah satu yang diperbolehkan beroperasi di masa pandemi Covid-19. Meskipun, kata Bambang, jasa pengiriman barang sempat menurun di awal pandemi, namun kini sudah stabil.

“Pada Ramadan dan mendekati Lebaran saat ini, ada larangan mudik, tentunya berimbas pada peningkatan kiriman 30% atau satu juta kiriman per hari secara nasional,” terangnya (coi/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)