Ganjar Belajar dari Para Kades Jateng Soal Tangani Pandemi

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam program Rembug Desa bersama para Kades se-Banyumas, Senin (26/7/2021). Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG (wartamagelang.com) – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus menggiatkan program Rembug Desa. Ganjar mengatakan, program bersama para Kades se-Banyumas, Senin (26/7/2021) tersebut menjadi ajang bagi dirinya untuk belajar dari para Kepala Desa (Kades) dalam menangani pandemi.

Sunarto, seorang Kepala Desa Karangnangka, Kedungbanteng, Banyumas bahkan mengaku siap mengajari Ganjar menangani Covid-19.

“(Desa) Karangnangka tahun 2019 uwis ndue jaga tanggajaga warga (sudah punya jaga tetangga, jaga warga). Pak Gubernur datang ke sini saja nanti tak ajari carane (saya ajari caranya),” ujar Sunarto berseloroh.

” Wis ngenengesuk nyong mrono ben diajari karo rika ya (Sudah begini saja, besok saya ke sana biar diajari sama Anda ya). Pak Narto kayane cocok jadi Bupati lho,” balas Ganjar dengan gurauan.

Kemudian satu-persatu para Kades lain menyampaikan aduan dan usulan penanganan Covid-19.

“Pada diprovokasi warganya jadi takut, ada isu divaksin akan mati, lumpuh,” keluh Tafsim, Kades Sawangan tentang isu yang melanda warganya.

Ada juga Kades Penusupan, Imam Sangidun, yang mengeluhkan perbedaan kebijakan antardesa yang membuatnya diprotes warga.

” Hajatan uwis tak larang tapi Desa sebelah pasang tratak, ya lurahe diomeli dening nang kana olih nang kene ora olih (Hajatan sudah saya larang tapi Desa sebelah malah memasang tenda pernikahan, ya Lurahnya dimarahi warga, kok di sana boleh di sini tidak boleh),” ceritanya dalam rilis Humas Provinsi Jawa Tengah yang diterima oleh wartamagelang.com.

Selain itu, ketimpangan jumlah stok vaksin dengan jumlah peminat vaksinasi di Desa-Desa Banyumas masih cukup tinggi juga masih menjadi persoalan banyak Kades.

Tidak hanya para Kades, Bupati Banyumas, Achmad Husein yang juga ikut dalam forum itu juga menyampaikan keluhan. Pada Ganjar, ia melaporkan kurangnya persediaan oksigen di wilayahnya.

“Setelah kami mengecek semuanya dalam satu minggu ini, tidak pernah ada rumah sakit yang punya cadangan sampai lebih dari 2 hari Pak, semuanya satu hari habis, harus mencari terus,” ucap Achmad Husein.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Ganjar menyampaikan, selain telah meminta rumah sakit mengganti oksigen cair dengan generator oksigen, pihaknya  juga akan menambah jumlah isotank agar bisa menyimpan persediaan oksigen lebih banyak.

“Saya lagi membeli isotank dari Singapura, mudah-mudahan nanti segera datang, kalau ini segera datang kita akan isi. Beberapa kita akan standby kan di Banyumas agar kemudian bisa mengcover wilayah sana,” ujar Ganjar.

Terkait persoalan para Kades, Ganjar meminta ada koordinasi antara Pemerintah Kabupaten, Kades, dan Kepolisian untuk menyinkronkan kebijakan agar tidak ada kecemburuan akibat perbedaan aturan. Masalah kekurangan vaksin, ia sudah berusaha mengatasinya dengan mengajukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar

“Tenang, ini setiap minggu rata-rata 500ribu dosis. Saya lagi minta tambahan di bulan Agustus, biar nanti yang kepengin segera agar bisa divaksin,” ujar Ganjar.

Acara yang berlangsung seru itu satu jam itu, terpaksa diakhiri karena Ganjar harus segera mengikuti rakor dengan Menko Marinves. Memahami masih banyak yang ingin berdiskusi, kontan ia memberikan solusi.

“Rasa-rasanya ini (masih) banyak yang pengin bertanya, tak kasih nomor telponku langsung. Jenengan nanti WA saya langsung insyaallah saya jawab,” tandasnya. (wq)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)