Festival Lima Gunung XX Putaran ke Tiga Digelar di Warangan Pakis

Foto: Mastique87/wartamagelang.com

Ritual dan performance art Festival Lima Gunung XX/2021 putaran ke tiga. di “Tapak Jaran Sembrani”, Dusun Warangan, Desa Muneng Warangan, Pakis. Minggu 22 September 2021. Foto: Mastique87/wartamagelang.com

Magelang (wartamagelang.com) –  Festival Lima Gunung XX/2021 putaran ke tiga dilaksanakan di Dusun Warangan, Desa Muneng Warangan, Pakis, pada hari Minggu, 12 September 2021. Masih dengan mengangkat tema yang sama yaitu “Peradaban Desa”, perhelatan kali ini juga dilaksanakan dengan cara yang sederhana, terbatas dan sesuai prokes ketat, mengingat pandemi Covid-19 masih belum sirna.

Acara dimulai dengan kirab budaya yanng diawali dari Sanggar Dhom Sunthil Warangan yang di kelola oleh Handoko “Han Sanjaya” Sudro, menuju ke lokasi yang bernama “Tapak Jaran Sembrani” yang terletak sekitar 200 meter di dekat sungai Gendu.

Kirab dipimpin oleh Bapak Jumo (70) seorang tokoh yang dituakan didusun Warangan, kemudian diikuti oleh sekitar 25 seniman dan para awak media. Iringan kirab yang ditabuh oleh para seniman yaitu kelintingan, bende, kentongan, suling dan kenong makin menambah temaram suasana kirab, apalagi ditambah dengan gerimis tipis yang mulai turun membasahi bumi.

Setelah sampai dilokasi “Tapak Jaran Sembrani”, acara dibuka dengan ritual secara kejawen oleh Bapak Jumo, dengan harapan semoga Pandemi ini bisa cepat sirna dari Nusantara, dan Indonesia diberi keselamatan. Para seniman Lima Gunung ikut melakukan performance art diiringi ritual dan tembang Jawa yang dilantunkan itu.

Kesenian tari pada Festival Lima Gunung XX/2021 putaran ke tiga. di Sanggar Dhom Sunthil, Dusun Warangan, Desa Muneng Warangan, Pakis. Minggu 22 September 2021. Foto: Freddy Uwek/wartamagelang.com

Kesenian tari pada Festival Lima Gunung XX/2021 putaran ke tiga. di Sanggar Dhom Sunthil, Dusun Warangan, Desa Muneng Warangan, Pakis. Minggu 22 September 2021. Foto: Freddy Uwek/wartamagelang.com

Acara kemudian diteruskan dengan Pidato Budaya oleh Sutanto Mendut, yang bercerita bahwa Dusun Warangan adalah dusun sejarah karena Festival Lima Gunung yang pertama (2002) dan kedua (2003) dilaksanakan di Dusun Warangan ini.

“Di Dusun Warangan ini, ada simbol nilai-nilai purifikasi. Didalam Festival Lima Gunung, sebetulnya  ada dunia akademis yang belum masuk kedalam institusi akademis,” kata Sutanto Mendut.

Kemudian kesenian Soreng tampil setelah pidato kebudayaan dari Sutanto Mendut.

Setelah tari Soreng, Penyair Matematika Haris Kertorahardjo membacakan puisi dari WS Rendra yang berjudul “Barangkali Karena Bulan”, puisi ini ditulis oleh WS Rendra saat berkunjung ke Dusun Warangan pada tahun 2003.

Festival Lima Gunung XX/2021 putaran ke tiga ini diakhiri dengan pentas Soreng dan tari di Sanggar Dhom Sunthil Warangan, dan napak tilas ke “Omah Pelgading” milik pasangan Teguh dan Titik Sufiani yang juga Panitia sekaligus Seniman Lima Gunung sejak FLG pertama dan kedua digelar di Dusun Warangan ini. (wq)

 

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)