Bawaslu Kabupaten Magelang Gelar Sosialisasi Strategi Pegawasan Partisapatif di Media Sosial

SINERGI BERSAMA : Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Magelang menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif bersama media dan media social (Hadianto/wartamagelang.com)

MAGELANG (wartamagelang.com) Pelaksanaan pemilu tahun 2024 mendatang memerlukan kesiapan secara maksimal, termasuk pengawasan komprehensif. Pasalnya, disinyalir segala bentuk upaya mobilisasi serta pelanggaran akan terjadi, terutama melalui media mainstream dan juga media social.

Untuk itu, diperlukan strategi pengawasan partisipatif di media social. Bahkan media mainstream dan media social memerlukan pemahaman secara menyeluruh tentang aturan main, termasuk etika dalam produknya.

Hal ini dikatakan Ketua PWI Jateng, H Amir Machmud NS, pada acara sosialisasi pengawasan partisipatif, di Hotel Atria Magelang, kemarin.

Amir mengingatkan, untuk keamanan produk jurnalistik terletak pada upaya menjalankan aturan Undang-undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Menurutnya, wartawan mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi, mengedukasi, dan menjalankan kontrol social sesuai dengan tanggung jawab pada profesi.

Amir menegaskan, perlu adanya suatu pemahaman dan disiplin terhadap mekanisme dan verifikasi jurnalistik. Terlebih, media sosial di media masing-masing dimanfaatkan sebagai konsekuensi konfergensi.

“Karena persoalannya tidak terkait langsung dengan UU Pers, tetapi ada aturan-aturan lain yang mengikat secara umum. Untuk itu, saya berharap teman-teman wartawan menggunakan aspek pertimbangan atau konsideran, setiap kali mengunggah sesuatu dari media kita melalui media sosial,” ucapnya.

Amir juga menekankan bahwa segala sesuatu dan hal-hal yang peka atau sensitif dan juga berpotensi menimbulkan pelanggaran, maka harus dipertimbangkan betul tentang dampaknya. Sebab menurut Amir, imbas atau dampak serta respon yang muncul tidak bisa diprediksikan secara utuh.

“Apakah yang akan kita posting itu betul-betul akan menimbulkan kegaduhan atau tidak. Juga akan membawa manfaat bagi orang lain atau tidak. Jadi, kemaslahatan menjadi bagian dari yang kita olah dan kita pertimbangkan saat memosting sesuatu,” bebernya.

Narasumber dan pegiat medsos serta blogger, Agus Mulyadi, mengatakan, selama tidak menyumbang konten yang tidak buruk, itu merupakan sumbangsih besar untuk masyarakat. Menurutnya, kadang orang tidak mengetahui besarnya manfaat konten yang dibuat.

“Konten-konten yang kita anggap jelek, malah kadang bisa bermanfaat bagi orang lain,” imbuhnya.

“Anda punya sumbangsih yang besar terhadap peradaban. Walaupun anda mungkin berfikir tidak secerdas itu dan sebermanfaat itu. Anda sebaiknya bermanfaat. Hanya kadang tidak sadar punya potensi yang bermanfaat,” tambahnya.

Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang, M Habib Shaleh, mengungkapkan, selama ini wartawan merupakan sesuatu yang kurang dihargai. Padahal sebenarnya, menurut Habib, mereka adalah pejuang kebebasan.

“Wartawan, bagi kami adalah pahlawan informasi dan komunikator,” ucapnya.

Habib menuturkan, pada masa tertentu, seperti halnya saat erupsi Merapi, wartawan bahkan dianggap menjadi relawan. Tidak hanya relawan informasi tetapi menjadi relawan yang sesungguhnya.

Habib memaparkan, acara sosialisasi partisiaptif dimaksudakan untuk membangun komunikasi dan koordinasi antara Bawaslu Kabupaten Magelang dan para jurnalis, netizen, blogger, konten kreator dan lainnya. Menurut Habib, apa yang wartawan tulis dan kemudian diunggah di media social, sesungguhnya mempengaruhi public, menciptakan persepsi publik dan mempengaruhi opini masyarakat.

Habib menyebutkan, hal yang sama berlaku juga yang dibuat oleh konten kreator. Saat ini sebagian besar masyarakat terkoneksi dengan handphone dan media sosial.

Habib memaparkan, apa yang tidak terdengar oleh orang lain, justru bisa disajikan dan dibuka oleh wartawan. Sesuatu hal serta peristiwa yang semula tidak muncul di masyarakat, akhirnya bisa jadi muncul.

“Bahkan kasus yang semula tidak mendapat perhatian, bisa mendapat keadilan. Masyarakat akhirnya bisa mendapat informasi secara luas dan utuh. Pada hakikatnya wartawan sebagai agen perubahan,” pungkasnya (ang/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)