Balai Konservasi Borobudur (BKB) Kampanyekan Pelestarian Nilai Relief Candi Borobudur Melalui Tari
Candi Borobudur diakui sebagai warisan dunia yang memiliki nilai universal yang luar biasa yang perlu dilestarikan bersama tidak hanya fisik candinya tapi juga nilai yang terkandung di dalamnya.
Demikian penjelasan Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwit Kasiyati saat membuka kegiatan Kampanye Pelestarian Nilai Relief Candi Borobudur, di TIC Brojonalan, Wanurejo, Borobudur, Kab. Magelang, jumat malam (25/11/2022).
Wiwit Kasiyati menambahkan jika kegiatan ini sekaligus sebagai rangkaian peringatan HUT Balai Konservasi Borobudur ke 31 dan ditetapkannya Candi Borobudur sebagai warisan dunia pada 1991.
“Acara ini sebagai rangkaian peringatan HUT Balai Konservasi Borobudur sekaligus peringatan ditetapkannya Candi Borobudur sebagai warisan dunia pada 1991 lalu,” ungkapnya.
Di acara ini menampilkan beragam tari-tarian yang diambil dari cerita dan gerakan relief Jataka Avadhana, yang merupakan bagian dari 1460 relief panil cerita dan 1212 relief panil dekoratif. Kisah-kisahnya berisi ajaran keagamaan dan kebajikan yang berisi pesan moral untuk kemanusiaan.
Aktualisasi nilai relief Candi Borobudur menampilkan 6 sanggar seni di kawasan Borobudur yang melibatkan kurang lebih 180 orang penari yang dibawakan oleh Sanggar Ahmad Danom (Desa Karangrejo), Avadana Dance Studio (Desa Wanurejo), Sanggar Kinnara-Kinnari (Desa Wanurejo), Sanggar Laskar Menoreh (Desa Kembanglimus), Sanggar Omah Guyub (Desa Wringinputih), dan Bengkel Seni Sasana Aji (Desa Borobudur).
Wiwit juga menambahkan jika penciptaan tari dengan inspirasi relief Candi Borobudur juga pernah diinisiasi oleh TWCB (Taman Wisata Candi Borobudur) bekerja sama dengan ISI Yogyakarta (Institut Seni Indonesia) dengan judul Mahakarya Borobudur dan Kidhung Karmawibangga oleh Brayat Panangkaran pimpinan Sucoro.
“Tari tersebut lebih mengisahkan tentang Candi Borobudur sedangkan tarian dari 6 sanggar tersebut lebih menggali nilai-nilai makna dari relief di Candi Borobudur,” jelas Wiwit.
Wiwit berharap aktualisasi tari bisa memberikan inspirasi dan inovasi kepada sanggar lain untuk menciptakan kembali tarian lain dan menjadi pemantik bagi seniman dan budayawan untuk menciptakan dalam bentuk tari, kriya, musik, wastra dan lain sebagainya.
Selain itu juga ditampilkan peragaan batik yang inspirasinya dari relief Candi Borobudur.
“Kampanye ini bertujuan sebagai salah satu media edukasi nilai-nilai yang terkandung pada Candi Borobudur kepada masyarakat, media menggelar karya untuk membangun identitas khas Borobudur, serta upaya menjadikan bagian dari kalender event kebudayaan di Kawasan Borobudur,” imbuh Wiwit Kasiyati.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 200 tamu undangan yang berasal dari seputar Candi Borobudur seperti kepala desa, komunitas dan pegiat sejarah dan budaya, pegiat pariwisata dan lainnya.
Pada kesempatan ini, Balai Konservasi Borobudur juga memperkenalkan produk Virtual Reality Relief Karmawibhangga. Pada kaki Candi Borobudur terdapat 160 panil relief yang tertutup undag dan selasar, dan untuk dapat melihatnya dapat melalui virtual reality tersebut dengan menggunakan kacamata 3D ataupun melalui pemindaian kode QR. (bgs)