Maknai Hari Sepeda Sedunia, Pegiat Sepeda Kampanyekan Jalur Lambat Melalui Instalasi Memedi Sawah

KAMPANYEKAN KESELAMATAN : Pegiat sepeda Kota Magelang, Pakdhe Wotok sedang memberi tanda stop melintas kepada pengendara sepeda motor yang bandel melewati jalur lambat (Hadianto/wartamagelang.com)

KOTA MAGELANG (wartamagelang.com) Memaknai Hari Sepeda Sedunia yang jatuh pada Kamis (03/06/2021), penggiat sepeda di Kota Magelang menggelara seni instalasi memedi sawah. Uniknya, seni instalasi ini dipasang di jalur lambat Jalan Pahlawan di Kampung Boton, Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah.

Pemasangan seni instalasi ini beranjak dari keprihatinam dan kegelisahan mendalam pegiat sepeda atas nasib jalur lambat. Pasalnya, jalur lambat acapkali diserobot oleh pengendara sepeda motor. Aksi ini diinisiasi oleh Bagus Priyana, penggiat sepeda Kota Magelang, Pakdhe Wotok, Muhammad Nafi, dan lainnya.

Sebanyak lima buah sepeda dipasang silang di jalur lambat yang ada di Jalan Pahlawan. Jenis sepeda yang dipakai yakni sepeda gunung, sepeda balap, sepeda tua atau pit kebo. Diatas sepeda kemudian ditambahkan boneka mirip memedi sawah yang terbuat dari barang bekas, berupa kranjang kecil dan ditutupi menggunakan jas hujan.

“Untuk dua sepeda lainnya milik saya, satu replika karya Pierre dan Ernest Michaux dari Perancis di tahun 1863 dan satu lainnya sepeda kuno  merek Dragon buatan tahun 1916,” kata Bagus.

Bagus menuturkan, dirinya juga sengaja menempeli bagian depan sepeda dengan kertas yang bertuliskan himbauan. Yakni himbauan bagi para pengendara sepeda motor untuk tidak menyerobot jalur lambat.

“Pameran seni instalasi sepeda sederhana ini, sengaja digelar dalam rangka memperingati Hari Sepeda Dunia yang diperingati setiap 3 Juni,” ucap Bagus

Bagus mengungkapkan, seni instalasi tersebut sengaja dibuat memakai jas hujan. Ini juga, kata Bagus, mempunyai makna  bahwa untuk melindungi para pesepeda. Yakni, pesepeda mempunyai hak untuk dilindungi dari ancaman pelanggaran lalu-lintas oleh pengendara kendaraan bermotor.

“Selain itu, di masa pandemic covid-19 seperti saat ini, dengan berolahraga salah satunya bersepeda bisa menambah imunitas tubuh,” ungkapnya.

Bagus beralasan, saat ini masih banyak para pengendara sepeda motor yang terus menyerobot hak-hak pesepeda, terutama menyerobot dan melawan arus di jalur lambat tersebut.

Bagus mengaku, dirinya pernah melakukan survey sederhana yakni dengan menghitung dalam jangka waktu 60 menit atau satu jam. Diketahui, kata Bagus, pengendara sepeda motor  yang menyerobot dan melawan arus, berjumlah sebanyak 30 orang.

“Jumlah tersebut sangat tinggi, dan waktu pelanggaran tersebut tidak hanya pada jam-jam sibuk, melainkan hampir tiap jam baik pagi, siang maupun sore hari,” dengusnya kesal.

Bagus memastikan, masih tingginya pelanggaran yang terjadi di jalur sepeda atau jalur lambat tersebut, maka kesadaran masyarakat khususnya pengguna kendaraan bermotor, masih rendah (coi/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)