Masa Penerapan PPKM Darurat, Pembelajaran di Tahun Ajaran Baru Masih Via Daring
KOTA MAGELANG (wartamagelang.com) – Pemerintah Kota Magelang masih memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring pada seluruh jenjang sekolah. Meski masa pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru akan dimulai Senin (12/07/2021) besok.
Hal ini terkait dengan masih berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021 mendatang. Padahal, dalam tahun ajaran baru juga ada tahapan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), khususnya siswa baru.
“Kami masih harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) seperti yang dilaksanakan selama ini, khususnya 12-20 Juli 2021. PJJ dilaksanakan sambil menunggu instruksi selanjutnya setelah PPKM Darurat selesai,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Agus Sujito, Minggu (11/07/2021).
Agus menuturkan, dirinya telah meminta sekolah agar memberikan materi PJJ yang ringan-ringan. Terlebih, kata Agus, awal masuk sekolah yang merupakan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS)
“Jangan langsung masuk ke materi. Sebab, rasa malas peserta didik cenderung besar sekarang, akibat tidak adanya pembelajaran tatap muka (PTM) dan kebiasaan bermain gadget,” ucapnya.
Agus menegaskan, MPLS tidak diperkenankan berada di kompleks sekolah. Para guru, kata Agus, juga diminta untuk melaksanakan MPLS secara daring.
“Materinya disesuaikan dengan kondisi sekolah dan bebas kreativitas masing-masing guru. Kami harap ada materi berupa imbauan kepada peserta didik terkait 5M dan penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari,” pintanya.
Agus mengakui, di tengah pandemi Covid-19 semua sekolah memberlakukan kurikulum darurat. Pada kurikulum tersebut, guru punya kewajiban menggunakan cara-cara yang kreatif.
“Satuan pendidikan memiliki keleluasaan memilih kurikulum yang sesuai. Yang paling cocok kurikulum darurat, karena dapat memudahkan proses pembelajaran di masa pandemi. Bagi guru lebih sederhana dan beban mengajar berkurang, sehingga dapat fokus pada pendidikan dan pembelajaran esensial dan kontekstual,” urainya.
Mantan Kabid Dikdas ini mengungkapkan, untuk siswa, tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum dan dapat fokus pada pendidikan dan pembelajaran yang esensial dan kontekstual. Selanjutnya, bagi orangtua dapat mempermudah pendampingan pembelajaran di rumah.
“Juga ada penurunan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Tadinya 9 sekarang turun menjadi 3, karena memang situasinya sedang darurat,” bebernya.
Agus mengaku, dirinya sedikit khawatir terhadap kualitas peserta didik. Pasalnya, siswa telah terlalu lama melaksanakan PJJ. Bahkan selama PJJ, tidak semuanya siap mengikuti. Ada kecenderungan siswa menjadi malas sekolah dan belajar.
“Pada saat uji coba PTM yang lalu sempat kita temui siswa yang malas-malasan ke sekolah untuk belajar. Alasannya si anak terlalu lama belajar hanya di rumah. Ini disayangkan memang, seperti anak tidak punya motivasi. Maka kami harap, PTM bisa segera dilakukan setelah kondisi pandemi membaik,” ucapnya (coi/aha)