Kaji Resiko Bencana di Kawasan Pariwisata Borobudur

KAJI BENCANA : Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Adi Waryanto dalam rapat koordinasi penyusunan kajian resiko bencana kawasan pariwisata Borobudur (Dok Prokompim Kab Magelang)

MAGELANG – Kawasan Pariwisata Borobudur masuk dalam daerah rawan bencana. Untuk itu, perlu manajemen bencana yang tepat dalam memperkirakan resiko bencana.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Magelang Edi Susanto, Kamis (03/09/2020) saat menggelar rapat koordinasi penyusunan kajian resiko bencana kawasan pariwisata Borobudur di lantai 2 Kantor BPBD Kabupaten Magelang.

Edi mengatakan, koordinasi tersebut sebagai upaya memperkuat kawasan pariwisata super prioritas (Borobudur), terlepas dari bencana alam dan membahas wilayah cakupan KRB di kawasan pariwisata.  Borobudur, menurut Edi, sebagai salah satu kawasan pariwisata super prioritas maka manajemen bencana juga dipersyaratkan agar penanganan bencana bisa lebih terarah.

“Manajemen bencana pada kawasan pariwisata, utamanya di kawasan Borobudur sangat penting dilakukan agar nantinya penanganan bencana lebih terarah,” bebernya.

Sementara Sekretaris Daerah Adi Waryanto mengungkapkan, wilayah Kabupaten Magelang memiliki keanekaragaman kondisi alam dan factor penduduknya. Keanekaragaman tersebut, kata Adi, menjadikan Kabupaten Magelang kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya keberadaan Kawasan Candi Borobudur.

Kabupaten Magelang pun, rawan akan bencana serta menyimpan potensi bencana yang dapat terjadi kapan saja.

“Mengingat Candi Borobudur sudah masuk dalam daftar destinasi wisata super prioritas pemerintah, sudah selayaknya Candi Borobudur menjadi tempat wisata yang aman dan nyaman, termasuk ramah bencana bagi turis yang akan menikmati megahnya candi terbesar di dunia ini,” urainya.

Adi menyebutkan, daerah rawan bencana Kawasan Pariwisata Borobudur menjadi perhatian. Melalui Kajian Risiko Bencana Kawasan Borobudur ini, kata Adi, dapat menentukan potensi bencana, baik potensi luasan bahaya, potensi penduduk terdampak, potensi kerugian, dan gambaran kemampuan daerah dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana.

“Untuk itu saya harapkan dalam rapat koordinasi penyusunan Kajian Risiko Bencana (KRB) Kawasan Pariwisata Borobudur pada hari ini bisa menjadi acuan penyusunan KRB Kawasan Pariwisata Candi Borobudur. Kemudian kepada OPD terkait di Wilayah Kabupaten Magelang, saya himbau untuk secara sinergis menyediakan data valid  yang dibutuhkan dalam kajian, sehingga forum diskusi ini menghasilkan satu keputusan yang tepat dalam penyusunan Kajian Resiko,” tukasnya (coi/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)