Temuan Struktur Bangunan di Situs Samberan Magelang, Diduga Candi Terbesar Berbahan Batubata di Jawa Tengah

PROSES EKSKAVASI : Temuan struktur candi berbahan batu bata di Samberan, Rininganom, Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang sedang dilakukan proses ekskavasi (Hadianto/wartamagelang.com)

MAGELANG (wartamagelang.com) Bangunan struktur candi berbahan batu bata secara utuh berhasil diungkap oleh Balai Konservasi Borobudur (BKB) di Situs Samberan, Dusun Samberan, Desa Ringinanom, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Diduga kuat, struktur tersebut merupakan candi terbesar bercorak Hindu yang terbuat dari batu bata.

Koordinator Perlindungan BKB, Muhammad Taufik, kepada wartawan di lokasi Situs Samberan, Rabu (14/9/2022), mengatakan, saat ini pihaknya melanjutkan proses ekskavasi ketiga kalinya sejak ditemukan pada tahun 2002 silam. Temuan tersebut, kata Taufik, diduga kuat merupakan bangunan candi yang terbuat dari batu bata.

“Dalam ekskavasi ini tim menemukan bekas bangunan diduga candi dari batu bata. Ukuran candinya diduga cukup besar ya, sekitar 16 x 14 meter, ini luas ya, termasuk luas,” ungkapnya.

Taufik menjelaskan, ekskavasi sebelumnya telah dilakukan pada tahun 2002 dan 2019. Pada tahun 2002, kata Taufik, ditemukan sudut struktur awal. Kemudian tahun 2019, ekskavasi menemukan sudut-sudut lainnya.

“Kemudian untuk menutupi temuan tersebut, untuk melindungi, dibuat shelter. Ekskavasi lalu dilanjutkan pada 2022, sejak Selasa (23/08/2022) hingga Senin (19/09/2022) besok. Ini proses ekskavasi ketiga,” bebernya.

Taufik menuturkan, dalam proses ekskavasi tersebut banyak ditemukan penemuan yang menarik, diantaranya ditemukan lingga yoni, dan patung arca berbahan perunggu dengan perwujudan dewa atau dewi. Namun yang menarik, kata Taufik, ada temuan semacam tiang umpak atau penyangga atap.

“Ini yang kami temukan cukup berbeda ya. Diduga kuat ini candi dengan tidak ada bilik ditengah. Batubata dibagian tengah lebih tipis ya. Kemudian ada temuan umpak di beberapa sisi, ini seperti ada tiang penyangga atap, semacam seperti pendopo sekarang ini,” imbuhnya.

Taufik membenarkan bahwa pihaknya telah menemukan arca berbahan perunggu pada Jumat (26/08/2022) lalu. Arca dengan perwujudan dewa/dewi yang belum diketahui tersebut, kata Taufik, kini disimpan di Balai Konservasi Borobudur.

“Sejak 1979 sudah ada di laporan JICA bahwa memang di sini ditemukan salah satu yang diduga candi dari batu bata. Lalu pada 2002 itu diekskavasi Balar (Balai Arkeologi), tapi pada saat itu belum banyak yang bisa kita gali dari ekskavasi. Sejak muncul Perpres No 58 Tahun 2014, maka dijadikanlah kawasan Cagar Budaya Borobudur dan itu diserahkan ke Balai Konservasi Borobudur,” ucapnya.

“Kemudian tahun 2019 digali oleh BKB menampakkan empat sudutnya ini, terus untuk melindungi agar batu bata tidak cepat rusak, terus dibuatlah shelter-shelter,” tambahnya.

Taufik memastikan bahwa temuan bangunan candi ini dipastikan menggunakan bata merah dengan panjang 40 cm dan tebal 5 cm. Kuat dugaan, kata Taufik, dibangun pada masa dengan Candi Borobudur, yakni masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni sekitar pada abad ke-7 sampai ke-9.

“Batanya bata kuno, bata merah, tebalnya 5 cm, biasanya kan 10 cm. Kemudian ini bagian bawah, masih belum tahu identifikasinya, kenapa berbeda sendiri letaknya. Lalu bagian bawah struktur merupakan dasar yang sudah dikeraskan. Kalau laporan JICA itu sama kayak Borobudur, abad ke-7 sampai ke-9. Temuannya ada arca perunggu, kita belum bisa identifikasi, karena atributnya ada yang hilang, mungkin saat ditemukan terkena cangkul atau sebagainya. Ditemukan di kedalaman sekitar 2 meter,” urainya.

TELITI STRUKTUR : Balai Konservasi Borobudur masih terus melakukan proses ekskavasi temuan struktur candi berbahan batu bata di Samberan, rininganom, Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang (Hadianto/wartamagelang.com)

Taufik menyebut bahwa temuan bangunan candi ini berjarak sekitar 4 km dari Candi Borobudur. Meski demikian, menurutnya, tidak ada korelasi antara Candi Borobudur dengan temuan candi Samberan ini.

“Tidak ada (korelasi dengan Borobudur), ini kan kaitannya dengan toleransi beragamanya. Jadi seperti terbalik ya, Prambanan sebagai pusat Hindu, ditemukan atau dikelilingi candi bercorak budha. Sedang di Candi Borobudur bercorak budha, ditemukan atau dikelilingi candi bercorak Hindu,” ujarnya.

Arkelog dari Uiversitas Gajah Mada Yogyakarta sekaligus Dosen Arkeologi FIB UGM, Dwi Pradnyawan memastikan, temuan dugaan candi ini lebih besar dan lebih luas dari Candi Retno di Kecamatan Secang. Bahkan menurutnya, temuan di Samberan ini merupakan candi terbesar yang berbahan batu bata yang ditemukan di Jawa Tengah.

“16 x 14 meter itu besar, cuma memang belum diketahui bentuknya. Kecuali memang hanya denahnya dulu karena yang baru bisa diungkap baru sebatas itu. Kalau di Jawa Timur banyak, di Jawa Tengah ini untuk denah sebesar ini ya cukup besar. Belum ada contoh bata sebesar ini. Dari sisi bangunan berbahan bata itu memang dari skala denahnya yang paling menarik,” tandasnya.

Dwi Pradnyawan memastikan, temuan ini makin membuka khasanah kesejarahan bahwa di kawasan Candi Borobudur banyak sekali situs. Tidak menutup kemungkinana, kata Dwi Pradnyawan, banyak yang belum ditemukan (ang/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)