Ketiga Bakal Calon Rektor Untidar Sepakat Akan Perangi Radikalisme di Kampus

PAPARKAN PROGRAM : Salah satu calon Rektor Universitas Tidar sedang memaparkan program visi dan misi (Hadianto/wartamagelang.com)
KOTA MAGELANG (wartamagelang.com) – Ketiga calon bakal Rektor Universitas Tidar (Untidar) periode 2022-2026 sepakat menolak persebaran radikalisme di kampus. Bahkan ketiga bakal calon rektor mengaku siap jika terpilih nanti, akan menindak tegas upaya-upaya adanya radikalisme di kampus.
Hal ini disampaikan saat konferensi pers usai penyampaian visi misi bakal calon Rektor Untidar periode 2022-2026, Selasa (11/10/2022) di Gedung HR Suparsono Komplek Untidar. Hal ini mencuat saat ketiga bakal calon rektor dikonfirmasi tentang radikalisme di kampus Untidar. Terlebih sebelumnya, ada insiden pengibaran atau pembentangan bendera HTI oleh salah satu oknum mahasiswa Untidar. Sebelumnya, ketiga bakal calon rektor yakni Prof. Dr. Hadi Sasana, S.E., M.Si., Prof. Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., dan Prof. Sukirno, S.Pd., M.Si., Ph.D menyampaikan visi misi dan program kerjanya.
Bakal calon Prof. Dr. Hadi Sasana, S.E., M.Si. merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro yang saat ini menjalankan tugas menjadi Dekan Fakultas Ekonomi UNTIDAR, dalam kesempatan tersebut menegaskan, jika sudah melanggar norma dan peraturan, maka akan ditegakkan. Terlebih, kata Prof Hadi, HTI merupakan organisasi yang sudah dilarang oleh pemeriintah.
“HTI kan lembaga yang sudah dilarang oleh pemerintah. Kalau itu sudah resmi lembaga, dilarang ya, harus kita ikuti aturannya. Jadi jangan sampai kita membiarkan masyarakat, khususnya mahasiswa kita, Untidar ini, masuk dan terjerembab kegiatan yang melanggar atau tidak sesuai dengan ideology kita, pancasila,” tandasnya.
Prof Hadi memastikan, jika dirinya terpilih, maka aturan tersebut akan ditegakkan. Selain itu, menurutnya, pendekatan rutin akan dilakukan secara etika, moral dan lainnya. Terlebih, menurutnya, di kampus ada kegiatan keagamaan yang memadai dan bisa mengarahkan mahasiswanya untuk lebih baik.
“Hal-hal yang menyimpang itu, bisa diminimalisir. Karena memang mahasiswa ini, rentan pada perkembangan, situasi, yang kepada pemerintah. Jadi kita tidka bosan-bosannya memberikan edukasi secara nyata. Kita juga mmeberikan contoh kepemimpinan sebagai akademisi, dosen. Sebagai panutan,” imbuhnya.
Sementara bakal calon Prof. Sukirno, S.Pd., M.Si., Ph.D. yang merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi, Universitas Yogyakarta, mengungkapkan, perlu adanya pendekatan secara kelembagaan dari Untidar dalam proses rekruitmen calon mahasiswa sejak awal. Langkah ini, menurutnya, akan memudahkan dalam meminimalisir adanya paham radikalisme sejak awal.
“Sehingga mahasiswa yang masuk ini, dari awal, adalah mahasiswa-mahasiswa yang tidak memiliki paham yang membahayakan bagi yang bersangkutan, bagi lembaga, dan bagi Negara. Saya pikir, di Untidar, kalau memang sudah masuk kategori lampu kuning, ya bisa saja kita melibatkan lembaga yang terkait, yang memiliki database bagus, untuk melacak mana yang radikal atau tidak,” imbuhnya.
Sementara bakal calon lainnya Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si. merupakan Guru Besar Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret saat ini menjalankan tugas sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNTIDAR, menyebutkan, sejak awal memang sudah menjadi PR atau tanggung jawab pihak kampus. Bahkan menurutnya, Untidar sendiri sudah menyelenggarakan berbagai kegiatan, diantaranya Tidar Character Building, yakni salah satu karakter yang didorong adalah cinta tanah air.
“Yang kedua, memang kita harus ada strategi. Namanya mahasiswa kan memang kompleks, dan tersebar kemana-mana. Kita harus ingat prinsip Ing Ngarso Sung Tulodho, kalau elemen dari dosennya harus bersih dulu. Dan pendekatan darimana-mana, dosennya harus bersih dari paham itu. Jika dosen sudah bersih, maka dosen lalu turun ke lapangan, ikut bergabung dengan mereka, mungkin dari pendekatan itu akan ada ketahuan bagaimana arahnya, seperti apa. Gerakan itu kan bersembunyi,” paparnya.
Menurut Prof Sugiyarto, jika dosen tidak turun lapangan, maka tidak akan mengetahui. Bahkan, akan berimbas jika akhirnya (radikalisme) meletup, kecil saja maka jadi masalah.
Proses pemilihan rektor kemudian dilanjutkan proses penilaian dan penetapan calon Rektor oleh Senat dalam rapat Senat tertutup dihadiri oleh Pejabat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Kemudian sosialisasi bakal calon Rektor pada Kamis, 13 Oktober 2022 s/d Senin,17 Oktober 2022. Dan dilanjutkan pemilihan calon Rektor dalam Rapat Senat Tertutup oleh Senat bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada Rabu, 19 Oktober 2022 (coi/aha)