Empat Sanggar Seni Menampilkan Aksi Terbaiknya di Hari Ketiga FLG XXIII
Magelang (wartamagelang.com) – Festival Lima Gunung XXIII hari ketiga diselenggarakan pada Jumat, 27 September 2024. Bertempat di Sanggar Saujana, Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan. Pada sesi sore hari terdapat empat tarian dari wilayah Magelang dan Yogyakarta yang turut menampilkan aksi terbaiknya mengekspresikan seni.
Tarian pertama berasal dari grup Ruang Tari Kaki Mungil. Komunitas ini berasal dari Magelang. Pada kesempatan kali ini terdapat empat tarian yang ditampilkan oleh penari cilik berbakat. Ada tari gembira, wonderland, sintren, dan tari angguk.
Selanjutnya penampilan Tari Lembu Seto dari Sanggar Sari Budoyo Rejosari, Soronalan, Sawangan. Sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan properti untuk menggambarkan sosok lembu. Terdapat 5 penari perempuan menggunakan kostum topeng ireng. Disusul 6 laki-laki menyerupai lembu dengan hidung dan dua tanduk di kepala. Begitu pula disusul 8 penari jathilan. Umumnya jathilan menggunakan properti jaran kepang, tetapi Tari Lembu Seto ini menggunakan properti lembu.
Penampilan tak kalah seru berasal dari Yogyakarta. Tarian yang ditampilkan bertajuk Tari Nas. Makna dari tarian ini yaitu setiap elemen tari menggambarkan makna yang dalam, menciptakan narasi yang kuat tentang identitas, kebersamaan, dan tantangan yang dihadapi dalam hidup. “Nas” bukan hanya sebuah tarian, tetapi refleksi dalam tentang identitas, hubungan, dan makna dari setiap langkah yang kita ambil dalam hidup.
Galih salah satu penari Tari Nas mengatakan bahwa dirinya bangga dan berterima kasih kepada Festival Lima Gunung XXIII sudah memberikan dirinya wadah untuk berekspresi.
“Setelah sekian lama saya tidak bergabung dalam festival ini. Akhirnya hari ini bisa bergabung dengan Festival Lima Gunung, saya lihat antusias masyarakat semakin meningkat. Saya bangga bisa kesini dengan teman saya. Kami mengucapkan terima kasih sekali kepada Festival Lima Gunung sudah memberikan wadah untuk berekspresi. Adanya festival ini mengobati kerinduan kami. Terus jaya untuk Festival Lima Gunung,” tuturnya.
Setelah itu, Sanggar Maheswara turut menampilkan aksinya berupa Tari Laskar Maheswara. Komunitas ini berasal dari Pucung, Pakis. Menurut namanya, laskar berarti prajurit. Terdapat 6 prajurit yang menampilkan tarian ini dengan menggunakan properti jaran kepang. Berakhirnya performance dari Sanggar Maheswara ini menjadi penutup sesi sore hari ketiga Festival Lima Gunung XXIII.
Malam harinya, terdapat performance dari artis kondang. Tentunya sudah tidak asing lagi bagi para penikmat Festival Lima Gunung. Soegi Bornean akan hadir dan akan menampilkan musik terbaiknya. (mg8/wq)
Penulis : Anisa Eka Putri
Editor: Freddy Sudiono Uwek