Tegel Bermotif Artistik Buatan Muntilan ini menjadi Incaran Konsumen
Magelang (wartamagelang.com) – Penggunaan tegel pada lantai semakin beragam. Tak hanya melulu memakai keramik atau granit, tegel bermotif kini menjadi pilihan konsumen.
Bagi penyuka dunia vintage dan klasik, tegel motif bisa jadi pilihan untuk mempercantik rumah agar terkesan makin unik dan artistik. Sebenarnya, tegel motif ini dulu banyak digunakan di rumah-rumah tua era Indis di kisaran tahun 1920-1940-an. Tapi kini penggunaan tegel motif kembali menjadi tren di masyarakat.
Seperti halnya yang digeluti oleh Winarno yang membuka Win Art Solution di Jl. Ngadiretno, Tamanagung Muntilan, Kab. Magelang yang memproduksi tegel motif saat ditemui Sabtu lalu (06/03/2021).
“Saya tidak murni bisnis tapi untuk mempertahankan khazanah budaya Indonedia yang selama ini mulai ditinggalkan,” tutur Winarno.
Menurut Winarno, tegel merupakan kekayaan bangsa kita cuma selama ini ditinggalkan oleh generasinya. Maka dari itu ia ingin membangkitkan kembali kekayaan budaya Indonesia itu di generasi sekarang.
Winarno menyebut, usahanya menyediakan tegel motif dengan ribuan desain.
“Tapi yang populer motif Sidomukti & Kawung,” ungkapnya. Kedua motif ini biasa diaplikasikan pada kain batik, tapi Winarno mengaplikasikannya di tegel.
Tegel motif yang ia buat, dibuat secara manual satu per satu dan handmade (bukan mesin). Mesin hanya digunakan saat mengepress tegel saja. Bahannya berupa pewarna, mill, pasir dan semen.
Selain itu konsumen juga bisa memesan tegel motif kostum (sesusai keinginan sendiri). Konsumen tinggal mengirim desain dan pihak Win Art akan membuatkan mouldingnya. Seperti pesanan dr Papua yg ingin dibuatkan tegel dengan motif batik khas Papua.
“Tegel motif kostum jika makin banyak warna, makin rumit dan makin lama pengerjaannya,” katanya.
Konsumen produknya tak hanya dari Magelang dan kota sekitar, tapi sudah terkirim ke berbagai kota di penjuru Nusantara.
“Sudah terkirim dari Sabang sampai Papua. Ada dari Kalimantan, Sulawesi dan Jawa. Untuk pesanan dari Kalimantan berupa tegel difabel yang digunakan untuk kalangan difabel,” imbuh Winarno.
Bahkan sebuah joglo di Tanan Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta memesan tegel motif buatannya seluas 500 meter persegi yang dikirim dalam beberapa tahap.
“Joglo milik mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo di Solo juga memesan tegel dari kami,” tambahnya.
Karena kalangan konsumen dari berbagai macam, tak henti Winarno memberikan konsultasi secara cuma-cuma mengenai produknya.
“Ada yang sudah paham, setengah-tengah dan blank. Kalau yang sudah paham tinggal konsultasi, memilih produk dan ukuran. Kalau yang masih setengah-tengah dan blank harus konsultasi lebih detail lagi,” ungkapnya.
Winarno juga menambahkan jika tegel motif dulu banyak digunakan di rumah tua lalu kini dikembangkan motifnya olehnya. Di masa kini penggunaan tegel motif fleksibel, bisa digunakan di rumah baru, kafe, rumah makan, hotel dll.
“Kalau dulu lebih banyak tegel polos abu-abu dan warna. Kini bermotif dan bisa digunakan untuk semua bangunan. Tergantung selera konsumen,” tambahnya.
Dibalik itu, Winarno juga mengalami kesulitan dalam memberikan pengertian ke calon konsumen yang menganggap harga produknya lebih mahal dibandung keramik granit.
Winarno menjelaskan jika yang sudah paham dengan tegel motif tidak pernah memperhitungkan harga karena tegel motif dibuat secara manual satu persatu bukan dibuat dengan mesin.
“Pembuatan tegel motif tidak beda dengan membikin batik tulis. Tentu saja harga batik tulis lebih mahal dibanding batik printing, tapi dijamin bahwa produk buatan saya tak kalah dengan keramik dan granit” jelas Winarno.
Untuk harga, Winarno mematok harga mulai Rp125.000,- per meter persegi untuk tegel motif polos. Dalam 1 meter persegi berisi 25 biji dengan ukuran @ 20×20 cm. Winarno berani menawarkan harga produknya paling murah se Indonesia. “Paling mahal di bawah Rp300.000,- per meter persegi. Lebih murah dibanding produk serupa dari produsen lain yang harganya di atas Rp300.000,-,” tutur Winarno .
Di workshop Win Art Solution, Winarno mengerjakan beberapa pekerja.
“Pengerjaan juga tidak terlalu lama, kalau untuk yang polos itu satu orang bisa cetak 10 meter persegi (250 biji) setiap hari dan kalau untuk yang tegel motif itu bisa cetak sebanyak 3 meter persegi (75 biji),” katanya.
Tegel motif miliknya, selain warna polos abu dan biru, juga memproduksi tegel dengan kombinasi warna hijau, merah dan kuning. Salah seorang pembeli, Chandra Yoga K dari Magelang mengatakan jika ia hanya membeli beberapa tegel motif kawung.
“Sebelumnya saya sudah membeli dan saya pasang untuk lantai, tapi ternyata masih kurang. Tegel motif kawung yang saya beli ini rencananya akan saya pasang di dinding,” katanya.
Tak hanya menjual produk, Winarno juga melayani jasa konsultasi, pemasangan dan pemolesan tegel.
Pemolesan dilakukan jika konsumen ingin tegel motif yang dipasang berpenampilan kinclong (glossy) tanpa kehilangan keunikannya.
“Kalau jaman dulu memolesnya memakai ampas kelapa. Tapi kini bisa dengan mudah dipoles dengan mesin,” imbuhnya.
“Tapi ada juga yang ingin tampil apa adanya (doff). Ada juga yang ingin tampil kusam. Lha ini yang paling sulit dan butuh waktu lama karena harus dipanas-panaskan dulu,” pungkas Winarno.
(bgs)