Silaturahmi LLDikti V ke Universitas Widya Mataram

Silaturahmi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V (LLDikti V) ke Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta pada Kamis (10/7/2025). Foto: Tim Dok UWM
Yogyakarta (wartamagelang.com) – Jabatan fungsional penting dan menentukan mutu serta peringkat perguruan tinggi pada berbagai pemeringkatan. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Mahfud MD, yang merupakan Ketua Yayasan Mataram Yogyakarta dalam acara Silaturahmi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V (LLDikti V) ke Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta pada Kamis (10/7/2025).
Acara ini dihadiri oleh Rektor UWM Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., para Wakil Rektor, Dekan, Ketua Program Studi, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu, dan Dosen di lingkungan UWM. Turut serta dalam kunjungan ini staf Humas dan Sumber Daya Perguruan Tinggi (SDPT) LLDikti V.
Lebih lanjut, Prof. Mahfud mengemukakan bahwa jabatan fungsional terutama guru besar dapat dicapai dengan bersungguh-sungguh. “Untuk mencapai hal ini akan kita dorong bersama-sama,” tambahnya.
Prof. Edy dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada LLDikti V dan Yayasan Mataram Yogyakarta. “Acara ini merupakan pembekalan supaya para dosen memiliki jabatan fungsional yang lebih tinggi dan peningkatan akreditasi agar program studi di UWM ada yang memiliki akreditasi Unggul,” kata mantan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia ini.
Dikatakan Prof. Edy, saat ini Doktor di UWM lebih dari 20 persen, yang melebihi rata-rata nasional. “Saat ini ada 17 orang yang masih menempuh studi S3, jika nanti lulus semua, maka persentase dosen S3 di UWM akan mencapai 50%,” tegas mantan Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor ini.
Kepala LLDikti V, Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D. dalam pemaparannya menyatakan bahwa silaturahmi ini penting untuk membuka komunikasi lebih banyak guna meningkatkan kedekatan LLDikti dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
“Kerjasama dan sinergi antar PTS se-DIY sebagai implementasi joint resources terbangun dengan baik dalam 99 Memorandum of Understanding (MoU),” katanya.
Prof. Setyabudi juga menyampaikan bahwa 70 persen mahasiswa PTS di DIY berasal dari luar DIY. “Animonya karena akreditasi, lalu melihat dosennya, termasuk publikasinya, maka dosen harus meningkatkan kualitasnya, termasuk dalam hal publikasi,” ungkapnya.
“Ide riset sebaiknya sampai hilirisasi, jangan hanya berhenti di publikasi. Jika riset diarahkan untuk industrialisasi, maka akan didapatkan novelty produk dan novelty proses,” tutup Prof Setyabudi. (wq)
