Kilas Balik Lomba Lari 10K Termahal Sejagad Borobudur Run 1990

Logo Borobudur Run 1990 yang diadakan pada 11 Februari 1990. (foto: koleksi Bagus Priyana)


Borobudur Marathon 2021 kembali digelar 27-28 November 2021 di Komplek Taman Lumbini, Candi Borobudur, Magelang, dengan mengusung tema Symphony of Energy.

Kategori Elite Race diperuntukkan bagi atlet profesional nomor putra dan putri. Peserta akan berlari sepanjang 42 KM atau tergolong dalam full marathon (FM).

Sejatinya, sebelum ada Borobudur Marathon ini, ada lomba lari bertaraf internasional yang bernama “Borobudur 10K”.

Mengutip dari koran Suara Merdeka edisi 12 Februari 1990, Borobudur 10K pertama kali digelar pada 11 Februari 1990 yang merupakan kelanjutan dari event serupa yaitu Bali Run yang di gelar di Denpasar, Bali. Di Bali Run, lomba lari jalanan sejauh 10 kilometer ini pertama kali di adakan pada 1987.

Secara berturut-turut, Bali Run berlangsung pada 1988 dan 1989. Pada gelaran terakhir di tahun 1989, juara Bali Run di kategori putra di sabet oleh Arturo Barrios dari Meksiko dengan catatan waktu 28.00 menit.

Di kategori Putri di sabet oleh Elizabeth Lync dari Skotlandia dengan catatan waktu 31.30 menit.

Sesudah pelaksanaan yang ketiga kalinya, Bob Hasan selaku ketua umum PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia), berencana memindahkan 10K ke Borobudur.

Start lomba lari Borobudur Run 10K tahun 1990. (foto: koleksi Bagus Priyana)

Pemilihan Borobudur ini bukannya tanpa sebab. Candi Borobudur sebagai destinasi wisata berkelas Internasional perlu dipromosikan secara terus menerus ke penjuru dunia. Salah satunya melalui olahraga lari jauh yaitu 10 K (10 kilometer).

Borobudur Run tahun 1990 pun juga di ikuti oleh ribuan pelari, baik atlet internasional, nasional maupun dari daerah. Hadiahnya pun tidak tanggung-tanggung yaitu sebesar 1 milyar rupiah bagi yang bisa memecahkan rekor lari dunia.

Maka acara Borobudur 10K kali ini bertajuk “The World’s Richest Run” alias lomba lari terkaya/termahal sedunia.

Saat itu start di laksanakan di Desa Bumirejo, sekitar 8 km dari Kota Magelang. Rute melalui Kota Mungkid, Jembatan Progo, Terminal Borobudur dan masuk kompleks Candi Borobudur sisi Utara.

Rute lebih banyak mendatar dengan sedikit menurun. Udara sejuk dengan suasana desa dan panorama alam yang indah menjadi daya tarik lari jalanan ini.

Tetapi selepas dari Jembatan Progo, para pelari akan menempuh tanjakan panjang yang sangat menguras stamina. Terlebih rute ini pada kilometer 7 hingga 9 yang tentu saja kondisi fisik dan stamina para atlet sudah terkuras.

Poster lomba lari Borobudur Run 10K dengan iming-iming hadiah 1 juta dolar bagi pemecah rekor dunia.

Gubernur Jawa Tengah saat itu, HM Ismail bahwa pelaksanaan Borobudur Run ini setidaknya bisa meniru keberhasilan di Bali Run dimana berhasil melipatgandakan kunjungan wisatawan untuk berkunjung ke Bali.

Maka dari itu, Ismail optimis dengan Borobudur Run maka jumlah wisatawan makin banyak berkunjung ke Borobudur.

Bahkan Ismail berharap bahwa pelaksanaan Borobudur Run di tahun-tahun berikutnya tetap dilakukan di Borobudur.

Sementara itu sang juara bertahan Bali Run 1989, Arturo Barrios dari Meksiko tidak mampu mempertahankan gelarnya di Borobudur Run kali ini. Barrios hanya mampu menempati juara ke 2 dengan catatan waktu 27:53 menit.

Addis Abebe juara 1 Borobudur Run 10K tahun 1990. (foto: koleksi Bagus Priyana)

Pelari Ethiopia, Addis Abebe, menjadi yang pertama menyentuh garis finis dengan catatan waktu 27:39 menit. Sedangkan tempat ketiga direbut oleh Bedilu Kibret dari Ethiopia dengan waktu 28:00 menit.

Untuk hadiah berupa uang untuk putra berturut-turut sebesar 25.000 dolar AS (sekitar 45 juta rupiah), 12.000 dolar AS dan 7.500 dolar AS.

Addis Abebe, letnan dua angkatan darat Ethiopia belum mampu memecahkan rekor lari dunia yang masih dipegang oleh Marc Nenow (27:22). Sedangkan Arturo Barrios menutup wajahnya seusai mencapai garis finis dan merasa malu tidak mampu mempertahankan juara yang direbutnya di Bali Run tahun sebelumnya.

Yang lebih tragis lagi adalah penyanyi Kenya, John Ngugi, yang di unggulkan di tempat kedua hanya mampu berada di urutan kelima dengan catatan waktu 28:15. Ngugi adalah juara Bali 10K tahun 1988 yang nyaris memecahkan rekor 10K dengan waktu 27:28,88.

Sementara itu untuk kategori putri juara 1 ditempati oleh Kathrien Ulrich dari Jerman Timur (31:44), juara 2 Jill Hunter dari Inggris (31:54) dan Iulie Negura dari Rumania (32:32).

Untuk putri berturut-turut 20.000 dolar AS, 10.000 dan 5.000. Ulrich sebagai juara pertama tidak menyangka bahwa akan menjadi juara pertama mengingat di 3 kali keikutsertaannya di Bali Run selalu finis di luar 10 besar.

Tetapi di Borobudur Run kali mampu menjadi yang terbaik. Hal ini berkat latihan rutin di negerinya di sela-sela kesibukannya menjadi seorang guru. (bgs)

 

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)