Bimtek ”Manajemen Pengolahan dan Pemasaran Cabai” di Magelang

Foto: Freddy Uwek/wartamagelang.com

Bimbingan Teknis ”Manajemen Pengolahan dan Pemasaran Cabai” pada hari Rabu, 23 Maret 2022, bertempat di Wisma Sejahtera Kota Magelang. Foto: Freddy Uwek/wartamagelang.com

Magelang (wartamagelang.com) – Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian menyelenggarakan Bimbingan Teknis ”Manajemen Pengolahan dan Pemasaran Cabai” pada hari Rabu, 23 Maret 2022, bertempat di Wisma Sejahtera Kota Magelang.

Acara bimtek ini juga difasilitasi oleh anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina, SE., MBA.

Acara diawali dengan sambutan dari Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Ir Romza Ernawan, M.Si

“Pengembangan komoditas hortikultura masih sangat menjanjkan, salah satunya adalah komoditas cabai, Cabai merupakan salah satu sayuran yang produksinya tinggi di Indonesia,” kata Romza dalam sambutannya.

Hampir seluruh warga Indonesia, tambah Romza, menyukai rasa pedas yang berasal dari cabai, bahkan kebutuhan cabai untuk rumah tangga mencapai 61% dan sisanya baru untuk industri, dari keseluruhan komoditas cabai.

Kemudian sambutan yang berikutnya adalah dari Mutiara Sari, STP, P.hD. Kepala Seksi Pengembangan Kawasan Bawang Merah dan Sayuran Umbi, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.

“Perkembangan cabai nasional ini luar biasa, cabai besar dan cabai rawit sebagai komoditas strategis nasional dan tidak ada subtitusinya, sehingga dimasukkan sebagai komoditas pokok pangan nasional,” kata Sari.

Setiap tahun, tambah Sari, produksi cabai terus naik, untuk cabai besar kenaikan mencapai 4,44% tiap tahunnya, dan untuk cabai rawit mencapai 9,46% kenaikan produksi tiap tahunnya.

“Namun bukan tanpa tantangan, bukan tanpa kendala,  walau selalu surplus ketersediaan cabai ini, tetapi tantangannya adalah belum stabilnya ketersediaan cabai besar dan rawit untuk tiap bulannya,” tambah Sari.

Acara disambung dengan sambutan sekaligus pembukaan bimtek ”Manajemen Pengolahan dan Pemasaran Cabai” oleh Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, Vita Ervina SE. MBA.

Dalam sambutannya, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, Vita Ervina SE. MBA.  mengatakan, Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) pada hari ini adalah Manajemen Budidaya dan Pemasaran cabai, yang merupakan kerjasama Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng VI (Purworejo, Magelang Raya, Temanggung dan Wonosobo) bersama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, bersinergi dan berkomitmen dalam upaya meningkatkan kesejahteraan para petani. Tema Bimtek pada kesempatan ini difokuskan pada komoditas hortikultura yaitu cabai, karena memang Magelang sebagai salah satu sentra penghasil cabai yang ada di Jawa Tengah

“Sektor pertanian khususnya komoditas hortikultura seperti cabai, bawang merah, bawang putih, dan aneka tanaman sayuran lainnya merupakan berbagai macam jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman sayuran khususnya cabai merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat. Hal ini terbukti dengan kesukaan masyarakat Indonesia terhadap cabai yang cukup tinggi. Kebutuhan cabai untuk kota-kota besar yang berpenduduk satu juta atau lebih adalah sekitar 800.000 ton/tahun atau 66.000 ton/bulan, “ kata Vita.

Vita menambahkan, Pada musim hajatan atau hari besar keagamaan, kebutuhan cabai biasanya meningkat sekitar 10-20% dari kebutuhan normal. Cabai sendiri merupakan tanaman yang memiliki harga sangat fluktuatif, pada musim-musim tertentu harga cabai dapat melambung sangat tinggi mencapai 120.000 / kg, sementara ketika harga anjlok bisa mencapai dititik terendah yaitu dibawah 15.000.

“Bagi pecinta cabai sendiri, meskipun harga cabe melambung tinggi melebihi daging sapi mereka akan tetap membeli. Namun terkadang bagi pecinta cabai, ketika bosan dengan menikmati sambal yang monoton mereka ingin ada variasi. Sehingga pada olahan cabai laiinnya merupakan solusi utama. Biasanya orang lebih dominan membudidayakan cabai dibandingkan dengan membuka usaha olahan cabai. Padahal jika membuka peluang usaha cabai keuntungannya lebih besar dibandingkan dengan membudidayakannya. Peluang usaha olahan cabai bisa bermacam-macam, mulai dari abon cabe, saus sambal, cabai bubuk, pasta cabai, tepung cabai, sambal terasi instan, sambal bawang, sambal mangga, sambal hejo teri pedas, sambal bajak pedas, sambal asam manis, jus cabe hingga manisan cabai,” tambah Vita.

Vita mengatakan, Magelang sendiri sebagai salah satu daerah penghasil cabai tertinggi di Jawa Tengah, sebagian besar masyarakat lebih mudah menjual hasil panennya langsung ke tengkulak. Padahal didepan mata ada peluang usaha yang cukup besar yaitu membuat aneka macam olahan cabai, apakah usaha tersebut dilakukan secara mandiri maupun berkelompok, keduanya sama memiliki manfaat yang lebih besar.

“Dalam upaya mendorong peningkatan nilai tambah tersebut, teman-teman petani masih perlu sekali untuk dilakukan pendampingan, dalam hal ini adalah pemerintah baik itu pemerintah daerah maupun pusat. Pemerintah pusat melalui kementerian pertanian dan Komisi IV DPR terus berupaya untuk mendorong program-program yang mampu meningkatkan nilai jual, seperti sarana pascapanen maupun prasarana pascapanen. Tentunya hal ini tidaklah mudah, sehingga diperlukan sinergitas yang baik dari berbagai lini, saya sendiri sebagai Anggota Komisi IV DPR RI dapil Jateng VI tentunya akan terus mendorong pembangunan pertanian di Magelang,” pungkas Vita. (wq)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)